Menjadi guru yang profesional harus Bukanlah suatu hal yang mudah, karena seorang guru harus bisa dijadikan contoh oleh muridnya,, di samping itu memerlukan kemauan, kemampuan dan ketrampilan yang tinggi dan mau mengubah kebiasaan-kebiasaan yang kurang bagus pada diri sorang pendidik..,,di dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu menggunakan berbagai kiat dan strategi sesuai situasi dan kondisi.....

Minggu, 23 September 2012

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

-->
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DI SAUSUN OLEH: ZAINAL MASRI
MAHASISWA STAIN BATUSANGKAR

A.    Pendahuluan
Suatu hari kami sedang belajar Fiqh tentang Zakat, tapi tak ada satupun siswa yang tertarik melihat  atau bahkan mendengarkan pelajaran ini, kami  sangat suntuk apalagi ditambah lokal kami yang padat sekitar 40 orang didalamnya, dalam fikiran kami semua ada satu hal yang menarik yaitu jam pelajaran cepat selesai, pak Agus guru mata pelajaran yang mengasuh materi ini melihat gejala ini, akhirnya beliau menyuruh kami untuk membentuk beberapa kelompok ada yang terdiri dari 5-6 orang, Pak Agus menerangkan lalu meyuruh kami mengerjakan soal tentang zakat dengan rumud dan dengan kelompok yang ada, akhirnya rasa ngantuk kami hilang dan materi pelajaran pun berhasil kami kuasai.
Cerita di atas adalah contoh strategi pembelajaran kelompok atau sering disebut strategi pembelajaran kooperatif, secara konsep manusia adalah makhluk kelompok. Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling membutuhkan, dalam konteks pembelajaran kelompok diartikan sebagai kumpulan dua orang individu atau lebih yang berinteraksi secara tatap muka, dari kelompok inilah maka akan muncul sebuah sense of member, sehingga akan tumbuhnya rasa memiliki dan saling ketergantungan secara positif satu dengan yang lain nya untuk mencapai tujuan secara bersama. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan dalam belajar yang dilakukan oleh siswa secara berkelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, ada empat unsur yang penting dalam SPK , yaitu;
1.      Adanya peserta dalam kelompok
2.      Adanya aturan kelompok
3.      Adanya upaya belajar dari setiap kelompok
4.      Adanya tujuan yang harus dicapai
Dan dari cerita di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kelompok baik digunakan pada saat siswa jenuh belajar atau jam-jam terakhir. Maka untuk itu pemakalah akan mencoba membahas Strategi Pembelajaran Kooperatif ini untuk seorang calon pendidik.
B.     Strategi Pembelajaran Kooperatif
1.    Konsep Srategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi dalam proses pembelajaran yang membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam kelompok; dengan kerjasama dapat meningkatkan cara kerja peserta didik menuju lebih baik, dan memupuk sikap tolong menolong dalam beberapa prilaku sosial. [1]
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur yang dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang di lakukan asal-asalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif.[2]
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan dalam belajar yang dilakukan oleh siswa secara berkelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, ada empat unsur yang penting dalam SPK , yaitu;
a.    Adanya peserta dalam kelompok
b.    Adanya aturan kelompok
c.    Adanya upaya belajar dari setiap kelompok
d.   Adanya tujuan yang harus dicapai
Peserta adalah siswa yag melakukan aktivitas pembelajaran dalam setiap kelompok. Pengelompokan bisa diterapkan berdasarkan atas  beberapa pendekatan, diantaranya pengelompokan berdasarkan minat dan bakat, pengelompokan atas dasar tingkatan kemampuan , pengelompokan yang dilakukan oleh seorang pendidik baik itu dari pendekatan minat ataupun pendekatan berdasarkan kemampuan tidak boleh terlepas dari tujuan pembelajaran itu sendiri.
Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai pesrta didik, maupun siswa sebagai anggota kelompok.
Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuan yang telah dimiliki maupun baru berusaha untuk meningkatkan kemampuan yangbaru, baik dalam aspek pengetahuan, aspek, maupun keterampilan.
Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi. Melalui tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok dapat memahami sasaran setiap anggota belajar.[3]
Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan:
1.      ”memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep dan saling menghargai perbedaan masing-masing anggota kelompok.
2.      Pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai.
Sebenarnya belajar kooperatif bukan sesuatu hal yang baru dalam dunia pendidikan sebagai guru ataupun seorang siswa kita sering kali menggunakan strategi ini, misalnya kita belajar di labor ataupun dalam ruang kelas itu sendiri, dalam belajar kelompok siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang di berikan guru. Artzt dan Newman (1990;448) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok dalam untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab  (sense of responsibility) yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, baik dari kemampuan, jnis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membant. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan pada semua siswa untuk dapat terlibat aktif dalam  proses berfikir dan kegiatan pembelajaran.[4]
Jadi, hal yang menarik dari strategi pembelajaran kooperatif ini adalah adanya harapan selain memiliki dampak pembelajaran, berupa peningkatan prestasi belajar peserta didik (student archievment) juga mempunya dampakpengiring seperti relasi sosial, penerimaan peserta didik yang dianggap lemah, harga diri, norma akademik,  penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi pertolongan pada kawan yang lain.[5]
Strategi pembelajaran kooperatif adalah sebuah strategi yang maksimal yang harus diimplementasikan dalam sebuah pembelajaran karena strategi ini tidak hanya berdampak pada sistem nilai angka-angka saja saja tetapi juga berdampak pada nilai sosial dalam pembelajaran, sehingga menghasilkan peserta didik yang tidak hanya berkemampuan secara kognitif tetapi juga santun dalam bertingkah laku (afektif) juga tidak ketinggalan aspek psikomotor.
2.    Prosedur Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif, yaitu:
Fase
Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pepelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi belajar

Fase2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa tentang bagaimana caranya membentuk sebuah kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

Fase 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karyanya

Fase 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk mengahargai, baik upaya maupun belajar invidu atau kelompok.[6]



Namun dari keenam prosedur di atas dapat disederhanakan menjadi empat tahap yaitu:
a.    Penjelasan materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok belajar.
Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim).
b.    Belajar dalam kelompok
Setelah guru menjelaskan materi secara umum, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya yang bersifat heterogen.
Anita lie ,2005 menjelaskan beberapa alasan lebih efektif nya kelompok jika mereka heterogen, yaitu
1)      Kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan saling mendukung
2)      Kelompok heterogen meningkatkan relasi dan interaksi antar, agama, etnis, dan gender
3)      Kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas

c.    Penilaian
Penilaian dalam SPK ini bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis bisa dilakukan secara individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan kelompok dan nilai di bagi 2.

d.   Pengakuan tim
Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapam tim yang paling menonjol atau tim yang paling berprestasi unuk kemudian diberi penghargaan atau hadiah.[7]



3.    Keunggulan dan Kelemahan SPK
1)   Keunggulan SPK
Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran di antaranya;
a)    Siswa tidak lagi terlalu tergantung kepada guru, akan tetapi dengan SPK ini siswa menemukan kepercayaan dirinya, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.
b)   SPK dapat mengembangkankemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal membandingkan dengan ide-ide yang lain.
c)    SPK dapat membantu anak respek pada orang lan dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d)   SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
e)    SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu dan sikap positif terhadap sekolah.
f)    Melalui SPK semua uji ide bisa di uji.
g)   SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa mnggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
h)   Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

2)   Kelemahan SPK
Disamping memiliki banyak keunggulan, SPK ternyata juga memiliki kekurangan, diantaranya;
a)    Untuk memahami SPK butuh waktu yang lama
b)   Tanpa ada peer teaching yang efektif maka pemahaman materi tidak akan pernah  tercapai
c)    Penilaian menitik tekankan kepada penilaian kelompok, padahal yang diharapkan adalah prestasi setiap individu
d)   Keberhasilan SPK butuh waktu dan periode yang ama panjang.[8]
Jadi dalam setiap strategi dalam pembelajaran ada kelebihan atau keunggulan dan ada kekurangannya masing-masing karna tidak semua strategi itu bersifat unggul saja. Seperti Strategi Pembelajaran Kooperatif ini ada kelebihan dan keunggulannya seperti telah di ungkapkan diatas.
Dan strategi ini bagus juga diterapkan dalam mengetahui bagaimana kekompakan murid dikelas yang kita ajarkan, bagaimana mereka saling bertukar pendapat dan pikiran. Maka dari pembelajaran ini kita bisa menentukan kesatauan dalam kelas yang kita ajarkan. Dan kita juga mengetahui mana siswa yang aktif dan tidak aktif dalam proses pembelajaran.

                    
C.    Penutup
1.      Kesimpulan
Dari uraian diatas maka pemakalah dapat mengambil kesimpulan dari Strategi Pembelajaran Kooperatif adalah :
a.    Pengertian Strategi Kooperatif adalah Suatu strategi atau cara dalam proses belajar mengajar yang digunakan oleh seorang guru dalam bentuk pembelajaran kelompok dan setiap anggota kelompok akan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kelompok ada empat atau enam orang bahkan lebih, yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda.
b.    Dalam strategi ini ada prosedur atau langkah dalam menggunakan strategi ini yaitu : penjelasan materi, belajar dalam kelompok, penilaian dan pengakuan tim.
c.    Dan setiap strategi pembelajaran itu ada kelebihan dan kekurangan begitu juga dengan strategi ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan seperti yang telah diuraikan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono, 2010, cooperative learning, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Ramayulis, 2005, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Kalam Mulia

Trianto, 2010, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif, Jakarata : Prenada Media group

Wina Sanjaya, 2007, Strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, Jakarta : Kencana







[1]   Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2005) hal 242
[2]  Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010)  hlm 58
[3]  Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan ,(Jakarta ;Kencana,2007) hlm 239-240
[4] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif, (Jakarata ; Prenada Media Group,2010) hlm 56
[5]  Wina Sanjaya, Op.cit hlm 241
[6]  Trianto, Op.Cit hlm 66-67
[7]  Wina sanjana, Ibid  hal 246-247
[8] Ibid  hlm. 248-249

Tidak ada komentar:

Posting Komentar