PERAN GURU DALAM PENCAPAIAN
STANDAR PROSES PENDIDIKAN
oleh: Zainal Masri
MAHASISWA STAIN BATUSANGKAR
MAHASISWA STAIN BATUSANGKAR
A. PENDAHULUAN
Peran
guru dalam proses pencapaian dari suatu proses pendidikan sangatlah
penting, karena guru yang mana sebagai pendidiklah yang akan merubah
pola pikir peserta didiknya kearah perubahan yang lebih baikdan kearah
yang maju. Oleh sebab itu penulis disini mencoba memaparkan peran guru
dalam proses pencapaian standar proses pendidikan tersebut, supya dalam
proses pendidikan bisa berjalan dengan semestinya dan
tercapainya tujuan pendiidikan yang diinginkan sesunggunya. Supaya
terciptanya suasana belajar yang efektif dan efisien dan suasana kelas
yang kondusif.
Dalam makalah ini penulis membahas mengenai :
1. Peran Guru dalam Pembalajaran
2. Kompetensi Keguruan
3. Keterampilan Dasar Mengajar bagi Guru
B. PERAN GURU DALAM PENCAPAIAN STANDAR PROSES PENDIDIKAN
1. Peran Guru dalam Pembelajaran
Dalam hal ini peran guru dalam pembelajaran adalah :
a. Guru sebagai pendidik
Guru
adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para
peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki
kualitas pribadi yang mencakup :
1). Tanggung jawab
Dalam hal ini guru harus mengetahui serta memahami nilai, norma sosial serta berusaha berprilaku dan berbuat sesuai dengan nilai
dan norma tersebut. Dan guru juga harus bertanggung jawab atas segala
tindakannya dalam pembelajaran disekolah maupun dalam kehidupan
bermasyarakat.
2). Wibawa
Guru
dalam hal ini harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai
spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya,
serta memiliki kelebihan dalam pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi,
dan sesuai dengan bidang yang dikembangkan.
3). Mandiri
Guru
harus mampu bertindak dan mengambil keputusan secara tepat waktu dan
tepat sasaran terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta
didik dan lingkungan.
4). Disiplin.
Guru
harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten atas
kesadaran profesional, kerena mereka bertugas untuk mendisiplinkan para
peserta didik.
b. Guru sebagai pengajar
Dalam hal guru sebagai pengajar ada beberapa hal yang perlu guru lakukan dalam proses pembelajaran yaitu :
1) Membuat ilustrasi
2) Mendefinisikan
3) Menganalisis
4) Mensintesis
5) Bertanya
6) Merespon
7) Mendengarkan
8) Menciptakan kepercayaan
9) Memberikan pandangan yang berfariasi
10) Menyediakan media untuk mengkaji materi standar
11) Menyesuaikan metode pembelajaran
12) Memberikan nada perasaan
c. Guru sebagai pembimbing
Dalam hal sebagai pembimbing, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal yaitu :
1) Guru harus merencanakan tujuan dan mengindentifikasi kompetensi yang hendak dicapai
2) Guru harus melihat keterlibatan peserta
didik dalam pembelajaran dan yang paling penting bahwa peserta didik
melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmania, tetapi
mereka juga dibimbing membentuk kompetensi yang akan mengenatar mereka
mencapai tujuan.
3) Guru harus memaknai kegiatan belajar
4) Guru harus melaksanakan penilaian
d. Guru sebagai pelatih
Pelatihan
yang dilakukan oleh seorang guru itu disamping memperhatikan kompetensi
dasar dan materi standar juga harus mampu memperhatikan perbadaan
individual peserta didik dan lingkungan. Disini seorang guru juga
dituntut bisa menahan emosinya untuk menjawab semua pertanyaan yang
dilontarkan kepadanya oleh peserta didik, sehingga kewenangan yang
dimiliki tidak membunuh kreatifitas peserta didik.
e. Guru sebagai penasehat
Guru
adalah seorang penasehat bagi peserta didik bahkan bagi orang tua,
meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan
dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Agar
guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasehat
secra mendalam maka ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu
kesehatan mental.
f. Guru sebagai pembaharu ( innovator )
Dalam
hal ini guru cenderung sebagai orang yang bisa memunculkan
pikiran-pikiran dan cara-cara baru yang dipergunakan untuk menhadapi
tuntutan masyarakat.
g. Guru sebagai model dan teladan
Dalam
hal ini guru tersebut dijadikan sebagai contoh bagi peserta didiknya
baik disekolah maupun dalam lingkungan masyarakat, oleh karena dalam hal
ini ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian oleh seorang guru
dalam rangka menjadi model dan tauladan bagi peserta didiknya yaitu :
1) Sikap dasar
2) Berbicara dan gaya bicara
3) Kebiasaan bekerja
4) Sikap melalui pengalaman dan kesalahan
5) Pakaian
6) Hubungan kemanusiaan
7) Proses berfikir
8) Perilaku neorotis
9) Selera
10) Keputusan
11) Kesehatan
12) Gaya hidup secara umum.
h. Guru sebagai pribadibadian
Dalam
hal kepribadian guru tersebut harus mencerminkan bahwa dia itu adalah
seorang pendidik yang menajadi model dan tauladan bagi peserta didiknya.
Seperti dalam ungkapan guru bisa digugu dan ditiru, maksud dari digugu
adalah bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk
dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru dan diteladani, ditiru
maksudnya guru tersebiut dijadikan sebagai tauladan dan panutan bagi
peserta didik baik disekolah maupun dilingkungan masyarakat.
Dalam
hal keperibadian ini erat kaitannya dengan ransangan yang sangat
memanjing emosi, oleh karena itu diperlukan seorang guru itu harus
memiliki ketermpilan pengenadalian emosi terhadap ransangan tersebut.
Dan dalam kehidupan bermasyarakat juga harus memiliki kecakapan bergaul
dan berbaul dengan masyarakat dengan baik.
i. Guru sebagai peneliti
Guru
sebagai peneliti sakaligus pencari yang dimaksud yaitu seorang guru itu
harus bersifat rasa ingin tahu yang kuat sehingga apa yang dia tidak
ketahui bisa ia ketahui semuanya.
j. Guru sebagai pendorong kreatifitas
Kreatifitas
merupakan hal yang sangat enting dalam pembelajaran, dan guru dituntut
untuk mendemotrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut.
Kreatifitas merupakan suatu yang bersifat universal dan merupakan ciri
aspek dunia kehidupan disekitar kita. Kreatifitas itu ditandai dengan
adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Dengan
adanya kreativitas ini membuktikan bagi seorang guru tersebut lebih baik
dari hari sebelumya.
k. Guru sebagai pembangkit pandangan
Dalam
hal ini guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang
keagungan kepada peserta didik. Dalam artian guru harus terampil dal
berkomunikasi dengan peserta didik.
l. Guru sebagai pekerja rutin
Ada 17 kegiatan rutin yang sering dilaksanakan oleh seorang guru yaitu :
1) Bekerja tepat waktu dari awal maupun akhir pembelajaran
2) Membuat cacatan dan laporan sesuai dengan standar kinerja ketetapan dan jadwal waktu.
3) Membaca, mengevaluasi, dan mengembalikan hasil kerja peserta didik
4) Mengatur kehadiran peserta didik dengan penuh tanggung jawab
5) Mengatur jadwal, kegiatan harian, mingguan semsteran dan tahunan
6) Mengembangkan peraturan dan prosedur kegiatan kelompok termasuk diskusi
7) Menetapkan jadwal kerja peserta didik
8) Mengadkan pertemuan dengan orang tua dan dengan peserta didik
9) Mengatur tempat duduk peserta didik
10) Mencatat kehadiran peserta didik
11) Memahami peserta didik
12) Menyiapkan bahan-bahan pembelajaran, keperpustakaan dan media pembelajaran
13) Menghadiri pertemuan dengan guru, orang tua, dan peserta didik
14) Menciptakan iklim kelas yang kondusif
15) Melaksankan latihan pembelajaran
16) Meranjang program khusus dalam pembelajaran
17) Menasehati peserta didik
m. Guru sebagai pemindah kemah
Dalam
hal ini guru adalah seorang peminda yang memindah-mindakan dan membantu
peserta didik meningglkan hal lama menuju sesuatu yang baru. Akan
tetapi dalam hal ini guru harus memahami mana yang tidak bermanfaat dan
mana yang barangkali bisa membahayakan perkembangan peserta didik.
Pemindahan dari hal lama kehal yang baru tidaklah muda, kepribadian itu
bida beruba melalui cara berikut :
1) Prilaku yang bersangkutan dalam mersespon lingkungan hidup untuk memenuhi kebutuhannya
2) Secara beransur ansur atau sekaligus baik kebutuhan maupun lingkunganya yang berubah
3) Respon terdahulu dikembangkan agar menjadi lebih efektif tetapi sering berubah menjadi kurang efektif dan bahkan membahayakan
4) Kepribadian senantiasa mewujudkan semua cara yang telah digunakan dimasa lampau
5) Semua pola prilaku tetap bekerja untuk menemukan kebutuhan dan tuntutan-tuntutan
6) Dibawah semua tekanan kepribadian berkembang menjadi gaya hidup suatu cara menghadapi masalah kehidupan termasuk dirinya sendiri
7) Gaya hidup yang cenderung mengkristalkan dari waktu kewaktu dan oleh kerena itu kepribadian menjadi lebih kaku atau luwes.
n. Guru sebagai pembawa cerita
Cerita
adalah cermin yang harus dan merupakan tongkat pengukur, dengan cerita
manusia bisa mangamati bagaimana memecakan masalah yang sama dengan yang
dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan
oleh manusia lain, yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka.
Selain
itu juga belajar untuk menghaigai kehidupan sendiri setelah
membandingkan dengan apa yang telah mereka baca tentang kehidupan dimasa
lalu. Dan guru berusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan
kehidupan dimasa yang akan datang.
Karakter pembawa xerita yang baik adalah mengetahui bagaimana menggunakan pengalaman
dan gagasan para pendengarnya, sehingga mampu menggunakan kejadian
dimasa lalu untuk menginterpretasikan kejadian sekarang dan yang akan
datang.
o. Guru sebagai aktor
Sebagai aktor guru harus melakukan apa yang ada dalam naska yang telah disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada penonton.
Dalam
hal ini guru juga harus siap mental, serta mampu mengedalikan emosinya,
dan juga melakukan penelitian yang tidak terbatas pada materi yang
harus ditransferkan melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga
mampu memahami respon-respon pendengarnya. Guru juga berangkat dengan
jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam yang akan mengarakan
kegiatannya.
p. Guru sebagai emansifator
Dalam
hal ini guru mampu memahami potesi peserta didik, untuk melihat itu
semua guru harus memiliki kemampuan menganalis fakta yang dilihat.
Seorang guru dikatakan suda menjalankan fungsinya sebagai emansipator
ketika peserta didik yang telah menilai dirinya sebagai pribadi yang
beharga, meras dicampakkan orang lain dan selalu diuji dengan berbagai
kesulitan sehingga hampir tidak ercaya diri dan disinilah letak guru
sebagai emansipator yang mana guru tersebut bisa membangkitkan
kepercayaan dirinya dan semangat untuk menata masa depan.
q. Guru sebagai evaluator
Sebagai
evaluator guru perlu memliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
memadai, selain itu guru harus menguasai teknis evaluasi, baik tes
maupun nontes yang meliputi jenis masing-masing teknis, karakteristik,
prosedur, pengembangan, serta caraa menentukan baik atau tidaknya
ditinjau dari berbagai segi, validitas, dan tinggat kesukaran soal.
r. Guru sebagai pengawet
Sebagai
pengawet guru harus berusaha mengawetkan pengetahuan yang telah
dimiliki dalam pribadinya dalam artian guru harus berusaha menguasai
meteri standar yang akan di sajikan kepada peserta didik.
s. Guru sebagai kulminator
Guru
adalah orang yang mengarakan proses belajar secara bertahab dari awal
hingga akhir. Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap
kulminasi yaitu suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa
mengetahui kemajuan belajarnya.[1]
2. Kompetensi Keguruan
Kompetensi
dalam kamus bahasa Indonesia bearti kekuasaan untuk menentukan atau
memutuskan sesuatu hal. Dan dapat juga diartikan sebagai kemampuan atau
kecakapan.
Menurut Broke dan Stone (1975), kompetensi adalah gambaran hakikat kualitatif dari prilaku guru yang tampak sangat bearti.
Menurut
Mc.Leod (1989), kompetensi adalah perilaku yang rasional untuk mencapai
tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban- kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.[2]
Dalam hal ini dalam kompetensi keguruan ada beberapa kometensi yang harus dimiliki oleh seorang guru diantaranya yaitu :
a. Kompetensi Pribadi
Seorang
guru sering dianggab sebagai sesorang yang memiliki kepribadian yang
ideal. Hal demikian disebabkan karena pribadi guru itu cenderung
dijadikan contih sekaligus panutan terutama bagi peserta didik. Dalam
hal kompetansi kepribadian bagi seorang guru, ia harus mempunyai
kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian diantaranya :
1) Kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianut.
2) Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama.
3) Kemampuan unntuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat.
4) Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru, misalnya sopan santun dan tata krama.
5) Bersifat demokratis dan terbuka terhadap pembaharuan dan kritik.
b. Kompetensi Propesional
Kompetensi propesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan.
Kompetensi
ini sangatllah penting bagi setiap guru, sebab hal ini berhubungan
lansung dengan kinerja yang ditampilkan. Kemampuan yang berhubungan
dengan kompetensi proesional ini adalah :
1) Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham mengenai tujuan pendidikan yang harus dicapai, baik itu tujuan nasional, tujuan institusional, kurikuler, maupun tujuan pembelajaran.
2) Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham mengenai perkembangan siswa, paham tentang teori- teori belajar.
3) Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.
4) Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran.
5) Kemampuan merancang dan mememfaatkan berbagai media dan sumber belajar.
6) Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi belajar.
7) Kemampuan menyusun program pembelajaran.
8) Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang, misalnya paham mengenai administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan.
9) Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berfikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.
c. Kompetensi Sosial Kemayarakatan
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, mencaku :
1) Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.
2) Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemsyarakatan.
3) Kemampuan untuk menjalin kerja sama, baik secara individual maupun secara kelompok.
Menurut
UU No 14 tahun 2005, tentang guru dan dosen pasal 10 dikemukakan bahwa
kompetensi guru itu mencakup kompetensi pedagogis, kompetensi potensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Adapun rancangan keputusan pemerintah setiap kompetensi
yaitu :
a. Kometensi pedagogis merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi :
1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) Pengembangan Kurikulum /silabus
4) Perencanaan pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6) Pemamfaatan teknologi pembelajaran
7) Evaluasi hasil belajar
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang :
1) Mantap
2) Stabil
3) Dewasa
4) Arif dan bijaksana
5) Berwibawa
6) Berakhlak mulia
7) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
8) Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri
9) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
c. Kompetensi sosial merupakan guru sebagai dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk :
1) Berkomunikasi lisan, tulisan dan isyarat
2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
3) Bargaul secara efektif dengan peserta didi sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik
4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
d. Kompetensi propesional merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.[3]
3. KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BAGI GURU
Keterampilan
dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan
perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran dapat berjalan secara
efektif dan efisien. Keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar
guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang akan
dibahas pada bab-bab selanjutnya.
a. Keterampilan Dasar Bartanya
Keterampilan
bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting
untuk dikuasai. Melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana
pembelajaran akan menjadi sangat membosankan manakala selama berjam-jam
guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan,
baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak
siswa berfikir. Para ahli percaya pertanyaan yang baik memiliki dampak
yang positif terhadap siswa diantaranya :
1) Bisa meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran
2) Dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, sebab berfikir itu sendiri pada hakekatnya bertanya.
3) Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk menentukan jawaban
4) Memusatkan siswa pada masalah yang dibahas.
Dalam keterampilan beertanya atau menerima jawaban ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Beberapa pentunjuk teknis
a. Tunjukkan keantusiasan dan kehangatan
Maksudnya
adalah cara guru mengekpresikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan,
misalnya bahasa yang digunakan tidak terkesan memojokkkan siswa, serta
mimik wajah tidak terkesan tegang.
b. Berikan waktu secukupnya kepada siswa untuk berfikir
Maksudnya
setela pertanyaan dilontarkan kepada siswa, kemudian guru harus
memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jwaban, hal ini berguna
supaya siswa dapat mencari dan menduga sendiri sesuai dengan
kemampuannya untuk menjawab pertanyaan.
c. Atur lalu lintas bertanya jawab
Maksudnya
setelah guru melontarkan pertanyaan kemudian guru hendaknya memilih
atau menunjuk siswa yang mana yang akan menjawab pertanyaan tersebut,
supaya terhindarnya cara menjawab secara serentak oleh siswa.
d. Hindari pertanyaan ganda
Pertanyaan
ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa jawaban sekaligus,
yang mana hal ini dapat menbingungkan siswa, sehingga dapat mengganggu
proses berfikir siswa, karena tidak fokus terhada arah pertanyaan yang
diajuakan.
2. Meningkatkan kualitas pertanyaan
a. Berikan pertanyaan secara berjenjang
Pertanyaan
secara berjenjang adalah pengaturan pertanyaan yang dimulai dari
pertanyaan terendah ke pertanyaan tingkat tinggi. Artinya sebaiknya
dalam memberikan ertanyaan diawali dengan pertanyaan yang mengingat lalu
pertanyaan penerapan. Hal ini berguna meningkatakan mental berfikir
siswa, dan guru harus menghindari pertanyaan yang bolak balik.
b. Gunakan pertanyaan – pertanyaan untuk melacak
Pertanyaan
melacak sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas bertanya sebagai
alat perbelajaran. Hal yang berkaitan dengan pertanyaan melacak adalah :
1) Ketika
jawaban dari siswa dengan kalimat yang rancu dan tidak jelas, maka guru
dapat mengajukan pertanyaan supaya siswa memperbaiki kalimatnya.
2) Ketika
siswa menjawab berdasarkan alur pikiran siswa sendiri, maka guru dapat
mengajukan pertanyaan agar siswa dapat memberikan argumentasi yang
tepat.
3) Ketika
siswa menjawab belum lengkap sesuai dengan konsep, maka guru dapat
membimbing siswa dapat memberikan jawaban yang lengkap.
b. Keterampilan Dasar Memberikan Reinforcement
Ketermpilan
dasar penguatan (reinforcement) artinya segala bentuk respons yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku
siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi
siswa atas perbuatan atau resonsnya yang diberikan sebagai suatu
dorongan atau koreksi.
Fungsi
keterampilan ini adalah untuk memberikan ganjaran kepada siswa akan
berbesar hati dan meningkatkan partisipasi dalam setiap proses
pembelajaran.
Keteramilan penguatan ini terbagi atas dua macam yaitu :
a. Penguatan verbal
Adalah penguatan yang diungkapkan dengan kata-kata, baik kta-kata pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi.
b. Penguatan nonverbal
Adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat. Misalnya dengan anggukan kepala sebagai tanda setuju.
Dalam pemberian pengauatan kepada siswa ada bebarapa hal yang perlu dirhatikan yaitu :
a. Kehangatan dan keantusiasan
b. Kebermaknaan
c. Gunakan penguatan yang berfariasi
d. Berikan penguatan dengan segera.
c. Keterampilan Variasi Stimulus
Variasi
stimulus adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran
tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukkan
sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan pertisipasi aktif dalam
setiap langka kegiatan pembelajaran.
Ada tiga macam variasi stimulus yang dapat dilakukan oleh seorang guru :
a. Variasi pada waktu betatap muka atau melaksanakan proses pembelajaran.
b. Variasi dalam menggunakan media atau alat bantu pembelajaran
c. Variasi dalam melakukan pola interaksi.
Teknik yang daat digunakan dalam melakukan variasi stimulus yaitu :
a. Variasi pada waktu ,melaksanakan proses pembelajaran
Agar terciptanya suasana yang kondusif dalam kelas maka dapat dilakukan:
1) Penggunaan variasi suara ( teacher voice )
2) Pemusatan perhatian (Focusing)
3) Kebisuan guru ( teacher silence)
4) Mengadakan kontak pandang ( eye contact)
5) Gerak guru (teacher movement)
b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran
Variasi penggunaan media dan alat pembelajaran dapat dilakukan dengan :
1) Menggunakan variasi media yang dapat dilihat (visual).
2) Variasi alat/media yang bisa didengar (auditif).
3) Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi dan digerakkan.
c. Variasi dalam berinteraksi
Pembelajaran
adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Guru perlu
membangun interaksi secara penuh dengan memberikan kesempatan seluasnya
keada sisswa untuk berinteraksi dengan lingkungan.
d. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka
pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun
perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan, sehingga akan
mudah mencapai kompetensi yang diharapkan.
Tujuan membuka pelajaran adalah :
a. Menarik perhatian siswa, yang bisa dilakukan dengan :