STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRI (SPI)
- PENDAHULUAN
Strategi
pembelajaran inquri (SPI) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menganggap siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar serta mempunyai
kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya. Proses pembelajaran ini dipandang sebagai stimulus
yang dapat menentang siswa untuk melakukan kegiatan belajar sedangkan
guru hanya berperan sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan
fasilitator dalam belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak belajar
sendiri atau berkelompok memecahkan permasalahan dan dibimbing oleh
guru.
Pendekatan
pembelajaran dengan strategi pembelajaran inquri (SPI) ini termasuk
strategi modren yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara
berfikir ilmiah. Strategi ini banyak dipengaruhi oleh aliran belajar
kognitif. Pada hakikatnya adalah proses mental dan proses berfikir
dengan memamfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara
optimal. Dimana belajar bukan hanya sekedar proses menghafal dan
menumpuk ilmu, tetapi bagaiman pengetahuan yang diperolehnya bermakna
untuk siswa melalui keterampilan berfikir.
- PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Inquri (SPI)
Secara etimologi, istilah inquiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry”
yang berarti pertanyaan, pemeriksaan dan penyelidikan. Artinya, inquiri
sebagai proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari dan memahami
informasi.[1]
Sedangkan secara terminologi, Strategi Pembelajaran Inquri (SPI) sebagaimana diungkapkan oleh para ahli, yaitu:
a. Sund, seperti yang dikutip oleh Suryosubroto (1993:193) menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry, atau inquiry merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam.
b. Gulo
(2002), menyatakan strategi inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis,
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri.[2]
Jadi,
Strategi Pembelajaran Inquri (SPI) adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
yang dipertanyakan. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan
strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani “heuriskien” yang berarti saya menemukan.[3]
Strategi
Pembelajaran Inquri (SPI) berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia
lahir kedunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri
pengetahuannya tentang keadaan alam disekelilingnya melalui indra
pengecapan, pendengaran, dan penglihatannya. Hingga dewasa keingintahuan
manusia secara terus-menerus berkembang dengan menggunakan otak dan
pikirannya. Pengetahuan yang dimilki manusia akan bermakna manakala
didasari oleh keingintahuan. Dalam rangka itulah strategi inquiri
dikembangkan.
Ciri utama Strategi Pembelajaran Inquri (SPI) adalah:
a. Menekankan
kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan,
artinya strategi inquiri menempat siswa sebagai subjek belajar.
b. Seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan
dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Disini, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
c. Tujuan penggunaan Strategi Pembelajaran Inquri (SPI) adalah
mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental. Dengan demikian, siswa tidak hanya dituntut mengusai materi
pelajaran, tetapi bagaimana caranya mereka menggunakan potensi yang
dimilikinya.[4]
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inquiri adalah:
a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar;
b. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran;
c. Mengembangkan sikap percaya diri tentang apa yang ditemukan dalam proses inquiri.[5]
Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inquiri bagi siswa adalah:
a. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi;
b. Inquri berfokus pada hipotesis;
c. Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta).[6]
d. Guru harus terampil dalam memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada siswa.
e. Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.
f. Adanya fasilitas belajar yang cukup.
g. Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi.
h. Partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar.
i. Guru tidak terlalu banyak ikut campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.[7]
Adapun peran guru untuk menciptakan kondisi seperti itu adalah:
a. Motivator yaitu memberi ransangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir.
b. Fasilitator yaitu menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan.
c. Penanya yaitu menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat.
d. Pengarah yaitu memimpin kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
e. Manajer yaitu mengelola sumber belajar, waktu, organisasi kelas.
f. Rewarder yaitu memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.[8]
Strategi pembelajaran inquiri akan efektif manakala:
a. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan.
b. Jika
bahan belajar yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep
yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
d. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berfikir.
e. Jika siswa yang belajar tidak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
f. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.[9]
2. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inquri (SPI)
Strategi
Pembelajaran Inquri (SPI) menekankan kepada perkembangan intelektual
anak, yang menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yakni:
- Maturation (kematangan) adalah proses pertumbuhan fisiologis dan anatomis, yaitu proses pertumbuhan fisik yang meliputi pertumbuhan tubuh, otak, dan sistem saraf.
- Physical experience adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada dilingkungan sekitarnya.
- Social experience adalah aktivitas dalam berhubungan denagn orang lain.
- Equilibration adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan yang baru.[10]
Dalam
penggunaan Strategi Pembelajaran Inquri (SPI) terdapat beberapa prinsip
yang harus diperhatikan oleh setiap guru, diantaranya:
a) Berorientasi pada pengembangan intelektual,
Tujuan
utama dari strategi inquiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.
Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada
hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
b) Prinsip interaksi
Proses
pembelajaran sebagai proses interaksi, baik interaksi antara siswa
maupun interaksi siswa denagn guru serta interaksi antara siswa dengan
lingkuangan. Artinya, pembelajaran sebagai proses interaksi menempatkan
guru bukan sebagai sumber belajar,tetapi sebagai pengatur lingkungan
atau pengatur interaksi itu sendiri.
c) Prinsip bertanya
Peran
guru yang harus dilakukan dalam SPI adalah guru sebagai penanya. Oleh
sebab itu kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inquiri
sangat diperlukan.
d) Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think).Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e) Prinsip Keterbukaan
Belajar
adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan, segala sesuatu
mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan
untuk mencoba sesuai dengan kemampuan perkembangan logika dan nalarnya.[11]
3. Langkah Penggunaan Strategi Pembelajaran Inquri (SPI)
Secara umum proses pembelajaran SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1) Orientasi
adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan siswa agar siap
melaksanakan proses pembelajaran dengan cara meransang dan mengajak
siswa untuk berfikir memecahkan masalah.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi adalah:
a. Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
c. Menjelaskan pentingnya topic dan kegiatan belajar.
2) Merumuskan
masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah:
a. Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa.
b. Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki dan jawabannya pasti.
c. Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
3) Mengajukan
hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
4) Mengumpulkan data adalah aktivtas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
5) Menguji
hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data.
6) Merumuskan kesimpulan adalah proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
4. Keunggulan Dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inquri (SPI)
Keunggulan Strategi Pembelajaran Inquri (SPI) adalah:
- Strategi Pembelajaran Inquri (SPI) merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
- Strategi Pembelajaran Inquri (SPI) dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
- Strategi Pembelajaran Inquri (SPI) merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
- Strategi Pembelajaran Inquri (SPI) dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.[12]
Kelemahan Strategi Pembelajaran Inquri (SPI) adalah:
- Jika Strategi Pembelajaran Inquri (SPI) digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
- Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dalam kebiasaan siswa dalam belajar.
- Kadang kadang dalam implementasinya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
- Selama ketentuan keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka Strategi Pembelajaran Inquri (SPI) akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.[13]
- PENUTUP
1. Kesimpulan
Strategi
Pembelajaran Inquri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
Dalam
penggunaan Strategi Pembelajaran Inquri (SPI) terdapat beberapa prinsip
yang harus diperhatikan oleh setiap guru, diantaranya:
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual,
b. Prinsip interaksi
c. Prinsip bertanya
d. Prinsip belajar untuk berpikir
Secara umum proses pembelajaran SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
- Orientasi
- Merumuskan masalah
- Mengajukan hipotesis
- Mengumpulkan data
- Menguji hipotesis
- Merumuskan kesimpulan
Pada
hakikatnya Strategi Pembelajaran Inquri (SPI) tidak hanya mengembangkan
kemampuan intelektual tetapi mencakup seluruh potensi yang ada,
termasuk pengembangak emosional dan keterampilan inquiri merupakan
proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menganalisis data dan membuat kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sabri. 2010. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching Cet ke-3. Ciputat: Quantum Teaching
Trianto. 2010. Mendisain
Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan
Implementasinya Pada KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Cet
ke-3. Jakarta: Kencana
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Cet ke-2. Jakarta: Kencana
[1] Trianto, Mendisain
Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan
Implementasinya Pada KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Cet
ke-3, (Jakarta: Kencana,2010) hlm 166
[2] Trianto,Lop.cit, hlm 166
[3] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Cet ke-2 (Jakarta: Kencana,2006) hlm 194
[4] Wina Sanjaya, ibbid, hlm 194-195
[5] Trianto, op.cit, hlm 166
[6] Trianto, ibbid, hlm 166
[7] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching Cet ke-3, (Ciputat: Quantum Teaching, 2010) hlm 11
[8] Trianto, op. cit, hlm 167
[9] Wina Sanjaya, op. cit, hlm 195-196
[10] Wina Sanjaya,ibbid, hlm 196
[11] Wina Sanjaya,ibbid, hlm 198-199
Tidak ada komentar:
Posting Komentar