STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB)
Oleh: Zainal Masri
Mahasiswa STAIN Batusangkar
Oleh: Zainal Masri
Mahasiswa STAIN Batusangkar
A. Pendahuluan
Dalam pendidikan terjadi sebuah proses yang mana proses yang dilakukan tidak hanya transfer of knowladge
tapi juga proses bimbingan dari pendidik. Dalam proses pendidikan yang
tidak terlepas dari komponen-komponen penting yang dapat menunjang
terjadinya proses pendidikan. Komponen-komponen tersebut yaitu pendidik,
peserta didik, dan materi pelajaran.
Dalam
proses pembelajaran sering dijumpai banyak guru yang kurang
mementingkan adanya usaha pengembangan kemampuan berpikir siswa. Ada
beberapa strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir siswa dalam pembelajaran. Salah satunya yaitu dengan Strategi
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB).
Pada
pokok bahasan ini, penulis akan membahas beberapa sub pokok bahasan
yaitu tentang pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir (SPPKB), latar belakang filosofis dan psikologis Strategi
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB), karakteristik
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB), dan
tahapan-tahapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
(SPPKB).
Dengan
mempelajari materi ini, seorang pendidik dapat mengidentifikasi
seberapa pentingnya Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
(SPPKB) dalam proses pembelajaran, dan pendidik dapat mengembangkan
kemampuan berpikir siswa sehingga siswa mampu berpikir kritis dan
analitis dalam memecahkan sebuah masalah.
B. Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Model
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) adalah
model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir
siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan
untuk memecahkan masalah.[1] Jadi, dalam SPPKB ini siswa dituntut untuk mampu berpikir untuk memecahkan masalah yang diajukan.
Dari pengertian di
atas, dapat dipahami bahwa Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir (SPPKB) yaitu suatu trategi yang digunakan oleh pendidik yang
mengutamakan kemampuan berpikir siswa yang mana dalam menelaah
masalah-masalah yang diangkatkan berdasarkan pengalaman-pengalaman
siswa, dengan demikian siswa mudah memecahkan masalah yang diangkatkan.
Dari pengertian ada beberapa hal yang terkandung, yaitu :
1. SPPKB
adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan
berikir, artinya tujuan yang ingin dicapai dari metode SPPKB adalah
siswa bukan sekedar dapat mengausai sejumlah materi pelajaran, tetapi
bagaimana siswa dapat mengembangkan ide-ide atau gagasan.
2. Telaahan
fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan
kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan
pada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan
kemampuan anak mendeskripsikan hasil pengamatan terhadap berbagai fakta
dan data yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, memecahkan
masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
3. Sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.[2]
Dalam
strategi pembelajaran ini materi tidak langsung disajikan begitu saja.
Akan tetapi, siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus
dikuasai melalui proses dialogis. Antara Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) dan Strategi Pembelajaran
Inkuiri (SPI) memiliki persamaan yaitu sama-sama bertujuan agar siswa
menemukan materi pelajaran sendiri. Perbedaannya terletak pada pola
pembelajarannya yang digunakan. Dalam pembelajaran SPPKB, pendidik
menggunakan mengalaman siswa sebagai titik tolak.
Model
pembelajaran SPPKB ini lebih mengarahkan kepada peningkatan kemampuan
berpikir siswa. Menurut Peter Reason (1981), berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending).
Menurut Reason, berpikir menyebabkan seseorang harus bergerak hingga
diluar informasi yang didengarnya. Misalnya, kemampuan berpikir
seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang
dihadapi. Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan
memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian terpenting
dalam mengembangkan kemampuan berpikir.[3]
Joyce
dan Weil (1980) menempatkan model pembelajaran ini ke dalam bagian
model pembelajaran cognitive growth : Increasing the capacity to think
(perkembangan kognitif : Penambahan kapasitas berpikir. Dalam
SPPKB siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus
dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan
pengalaman siswa. Persamaannya dengan Strategi inkuiri, siswa menemukan
materi pelajaran sendiri, perbedaanya pada SPPKB guru menggunakan
pengalaman siswa sebagai titik tolak berpikirnya, sementara dalam
Inkuiri jawaban dicari dari berbagai sumber.[4]
Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran Konvensional
1. Strategi Pembelajaran Konvensional
a. Peserta didik sebagai objek belajar.
b. Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.
c. Perilaku dibangun atas proses kebiasaan.
d. Kemampuan didasarkan atas latihan-latihan
e. Tujuan akhir adalah penguasaan materi pembelajaran.
f. Perilaku dilakukan karena faktor pendorong dari luar (misalnya, Karena takut dihukum dll).
g. Pengetahuan bersifat absolut dan final, karena pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.
h. Keberhasilan siswa diukur hanya melalui test.
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
a. Peserta didik sebagai subjek belajar.
b. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata (pengalaman siswa).
c. Perilaku dibangun atas kesadaran diri.
d. Kemampuan didasarkan atas penggalian pengalaman.
e. Tujuan akhir adalah kemampuan berpikir dengan menghubungkan pengalaman dengan kenyataan.
f. Perilaku dilakukan karena faktor pendorong dari dalam (mis. karena bermanfaat dll).
g. Pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai pengalaman yang dialaminya.
h. Keberhasilan siswa diukur dari proses dan hasil belajar.
1. Strategi Pembelajaran Konvensional
a. Peserta didik sebagai objek belajar.
b. Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.
c. Perilaku dibangun atas proses kebiasaan.
d. Kemampuan didasarkan atas latihan-latihan
e. Tujuan akhir adalah penguasaan materi pembelajaran.
f. Perilaku dilakukan karena faktor pendorong dari luar (misalnya, Karena takut dihukum dll).
g. Pengetahuan bersifat absolut dan final, karena pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.
h. Keberhasilan siswa diukur hanya melalui test.
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
a. Peserta didik sebagai subjek belajar.
b. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata (pengalaman siswa).
c. Perilaku dibangun atas kesadaran diri.
d. Kemampuan didasarkan atas penggalian pengalaman.
e. Tujuan akhir adalah kemampuan berpikir dengan menghubungkan pengalaman dengan kenyataan.
f. Perilaku dilakukan karena faktor pendorong dari dalam (mis. karena bermanfaat dll).
g. Pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai pengalaman yang dialaminya.
h. Keberhasilan siswa diukur dari proses dan hasil belajar.
Analisa Pemakalah :
Dari
penjelasan-penjelasan di atas telah jelas dikemukakan bahwa Strategi
Kemampuan Berpikir (SPPKB) merupakan kegiatan yang lebih mengutamakan
kemampuan berpikir siswa. Dalam strategi ini, siswa tidak hanya
mendengar dan mencatat materi yang disampaikan oleh pendidik.
Strategi
pembelajaran ini lebih mengutamakan kegiatan siswa yang sifatnya non
fisik. Kegiatan fisik siswa tidak begitu dominan. Kegiatan non fisik ini
yaitu kegiatan berpikir siswa yang membutuhkan suasana yang kondusif
untuk menumbuhkan konsentrasi siswa dalam berpikir untuk memcahkan
sebuah masalah yang telah diangkatkan oleh guru kepada siswa.
Dalam
strategi ini, guru memiliki peranan sebagai fasilitator dan menggiring
siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis dalam menyelesaikan
masalah yang telah diangkatkan. Selain itu, guru juga harus bisa
memahami bagaimana kondisi mental siswa ketika menggunakan strategi ini
karena dalam berpikir itu merupaka kegiatan yang membutuhkan mental yang
kuat dari siswa. Pemahaman terhadap mental siswa ini, dapat dilakukan
dengan memahami kondisi psikologis siswa dalam pembelajaran.
C. Latar belakang filosofis dan psikologis Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
1. Latar Belakang Filosofis
Pembelajaran
adalah proses interaksi baik antara manusia dengan manusia ataupun
antara manusia dengan lingkungan. Interaksi ini dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Misalnya hal-hal yang berhubungan dengan
tujuan kognitif, afektif atau psikomotor. Pengembangan kognitif ini
adalah suatu proses yang lebih mengutamakan kemampuan intelektual siswa
dalam meningkatkan aspek pengetahuan. Dari pernyataan tersebut maka akan
timbul pertanyaan-pertanyaan terkait dengan hakikat pengetahuan,
bagaimana siswa memperoleh pengetahuan? Untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini membutuhkan kajian filosofis.
Seiring
dengan berkembangnya pemikiran manusia, maka muncullah konstruktivisme.
Menurut aliran ini, pengetahuan itu terbentuk dari objek didik saja,
akan tetapi juga berasal dari kemampuan diri individu itu sendiri dalam
menagkap ilmu pengetahuan. Dengan demikian, dapat diketahuai bahwa ada
dua faktor yang membentuk ilmu pengetahuan yaitu objek yang menjadi
objek pengamatan dan kemampuan untuk mengamati objek tersebut.
Dari penjelasan diatas, dalam proses pembelajaran berpikir, tidak hanya diperoleh dari hasil transfer of knowladge
saja, akan tetapi pengetahuan diperoleh dari interaksi dengan objek,
melalui kenyataan dan pengalaman seta lingkungan. Menurut aliran
konstruktivisme, pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui transfer
pengetahuan saja, tetap juga individu itu sendiri harus mencari
pengetahuan itu. Oleh sebab itu, model pembelajaran pengembangan
kemampuan berpikir lebih menekankan kepada aktivitas siswa untuk
memahami , menganalisis objek sehingga akan terbentuk pengetahuan baru
bagi siswa tersebut.[5]
Analisa Pemakalah :
Strategi
Pembelajaran Peningkatan kemampuan Berpikir (SPPKB) berawal dari
landasan filosofis yang mengatakan bahwa ilmu pengetahuan yang diperoleh
oleh manusia itu ada hubungan sebab dan akibat. Menurut
aliran filosofis ini, pembelajaran yang merupakan hubungan interaksi
baik antara manusia dengan manusia atau antara manusia dengan
lingkungannya. Interaksi ini ditujukan untuk pengembangan kongitif,
afektif dan psikomotor. Dengan pemikiran dari filosofis ini, kegiatan
belajar akan menjadi lebih baik lagi setiap zaman.
2. Latar Belakang Psikologis
Dalam
hal ini ada dua aliran yang menjelaskan perubahan perilaku sebagai
proses belajar, yaitu aliran behavioristik dan aliran kognitif. Dalam
pandangan psikologi kognitif proses belajar itu terjadi bukan karena
pengaruh dari luar individu, akan tetapi tergantung pada individu yang
belajar. Menurut psikologi kognitif, bahwa belajar merupakan proses
mental. Brower dan Hilgard (1986 : 421) menjelaskan bahwa teori kognitif
berkenaan dengan bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan dan
bagaimana menggunakan pengetahuan tersebut untuk berperilaku lebih efektif.[6]
Dari
penjelasan diatas dapat dipahami bahwa aliran psikologis ini menyatakan
bahwa suatu pengetahuan itu tergantung pada individu itu sendiri.
Dengan pengetahuan itu, individu tersebut akan megalami perubahan
tingkah laku individu.
Analisa Pemakalah :
Teori
psikologi ini erat kaitannya dengan mental siswa dalam pembelajaran.
Jika kondisi mental atau psikologi siswa itu baik maka kegiatan
pembelajaran itu akan berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran
akan dapat dicapai. Dalam psikologi ini ada kegiatan aktif siswa dalam
membangun pengetahuannya.
Dalam
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan SPPKB ini, aspek psikologis
siswa perlu diperhatikan oleh pendidik. Jika pendidik tidak bisa
memahami kondisi psikologi siswa maka kegiatan pembelajaran tersebut
mengalami kesulitan. Bisa jadi siswa tidak akan merespon apa yang di
instruksikan oleh pendidik.
D. Karakteristik Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) memiliki tiga karakteristik, yaitu :
1. Proses
pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada mental siswa secara
maksimal. Siswa bukan hanya sekedar mandengar, tetapi juga mencatat dan
menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir. Jadi, disetiap
kegiatan belajar tidak hanya terjadi peristiwa adanya stimulus-respon
saja tetapi dorongan mental yang diatur oleh otaknya. Dalam proses
implementasi proses SPPKB ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :
a. Guru
harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu yang terpenting bukan
hanya apa yang dipelajari, tetapi bagaimana cara mempelajarinya.
b. Guru
harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif sisiwa ketika
merencanakan topikyang harus dipelajari serta metoda apa yang akan
digunakan.
c. Guru harus membantu agar siswa belajar untuk melihat hubungan antar bagian yang dipelajari.
d. Guru harus membantu siswa untuk memperlihatkan bagaimana gagasan baru berhubungan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.
e. Siswa harus aktif merespon dari apa yang mereka pelajari.
2. SPPKB
dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus
menerus. Tujuannya adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
berpikir siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka bangun sendiri.
3. SPPKB
adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang sama
penting, yaitu proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir sedangkan hasil belajar diarahkan untuk
membangun pengetahuan penguasaan materi pemelajaran baru.[7]
Analisa pemakalah :
Dari
penjelasan diatas dapat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran SPPKB
itu membutuhkan mental yang kuat bagi siswa dalam proses pembelajaran.
Hal ini dikarenakan dalam SPPKB sangat mengandalkan kemampuan berpikir
siswa. Jadi, siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran dari guru.
Kemudian, dalam SPPKB lebih sering menggunakan metode tanya jawab dalam
pembelajaran.
Di
dalam metode SPPKB, siswa dituntut untuk lebih aktif dan siswa digiring
untuk berpikir secara analitis. Dalam SPPKB ini, pendidik berperan
sebagai fasilitator bagi peserta didik. Ketika menggunakan strategi ini,
pendidik juga dapat menambahkan metode tambahan sebagai pendukung agar
lebih bervariasi. Misalnya, dengan menggunakan strategi inquiri karena
dalam inquiri siswa juga dituntut untuk berpikir untuk memecahkan
masalah atau problem yang akan dipecahkan.
E. Tahapan-tahapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Untuk menggunakan SPPKB dalam proses pembelajaran, ada enam tahapan yang harus dilakukan oleh guru, yaitu :
1. Tahap Orientasi
Pada
tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan
pembelajaran. Selanjutnya guru harus menjelaskan terlebih dahulu tujuan
yang harus dicapai baik yang berhubungan dengan penguasaan pelajaran
maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan
berpikir siswa. Kemudian guru menjelaskan tentang apa yang harus
dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.
2. Tahap Pelacakan
Tahapan
pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan
kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan
dibicarakan. Melalui tahapan ini guru mengembangkan dialog dan tanya
jawab untuk mengungkap pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa
yang dianggap relevan dengan tema yang akan dikaji.
3. Tahap Konfrontasi
Tahap
konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan
sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Guru dapat
memberikan persoalan-persoalan yang memerlukan jawaban atau jalan keluar
untuk merangsang peningkatatan berpikir siswa. Guru harus dapat
mengembangkan dialog agar siswa benar-benar memahami persoalan yang akan
dipecahkan. Oleh sebab itu, akan mendorong siswa untuk dapat berpikir.
4. Tahap Inkuiri
Tahap
inkuiri adalah tahapan terpenting dalam SPKKB. Pada tahap ini siswa
belajar berpikir yang sesungguhnya. Siswa diajak untuk memecahkan
persoalan yang dihadapi. Dalam tahapan ini guru harus memberikan ruang
dan kesempatan untuk mengembangkan gagsan dalam upaya pemecahan
persoalan agar siswa dapat mengungkapkan fakta sesuai dengan
pengalamannya, memberikan pendapat yang meyakinkan dan mengembangkan
gagsannya.
5. Tahap Akomodasi
Tahap
akomodasi adalah tahap pembentukan pengetahuan baru melalui proses
penyimpulan. Siswa dituntut untuk menemukan kata-kata kunci sesuai
dengan topik pembelajaran. Guru membimbing siswa melalui dialog agar
siswa dapat menyimpulkan apa yang mereka pahami sekitar topik yang
dipermasalahkan. Tahapan dinamakan dengan tahap pemantapan hasil
belajar, sebab pada tahap ini siswa diarahkan untuk mampu mengungkapkan
kembali pembahasan yang dianggap penting dalam proses pembelajaran.
6. Tahap Transfer
Tahap
transfer adalah tahap pemyajian masalah baru yang sepadan dengan
masalah yang disajikan. Tujuannya agar siswa mampu mentransfer kemampuan
berpikir setiap siswa untuk memecahkan masalah-masalah baru. Cara guru
ditahapan ini yaitu memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topik
pembahasan.
Dari tahapan-tahapan SPPKB diatas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar SPPKB dapat berhasil dengan sempurna, yaitu :
1. SPPKB
bersifat demokratis, oleh sebab itu guru harus mampu mencipyakan
suasana yang terbuka dan saling menghargai, sehingga setiap siswa dapat
mengembangkan keamampuanya dalam menyampaikan pengalaman dan gagasan.
2. SPPKB dibangun dalanm suasana tanya jawab, oleh sebab itu guru dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan bertanya.
3. SPPKB
merupakan model pembelajaran yang dikembangkan dalam suasana dialog.
Oleh karena itu guru harus mampu merangsang dan membangkitkan keberanian
siswa untuk menjawab pertanyan, mejelaskan, membuktikan dengna
memberikan data dan fakta sosial serta keberanian mengeluarkan ide dan
gagasan serta menyusun kesimpulan dan mencari hubungan antar aspek-aspek
yang dipermasalahkan[8]
F. Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) adalah strategi yang digunakan
untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Dalam SPPKB
materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Akan tetapi,
siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai
melalui proses dialogis dan tanya jawab dengan memanfaatkan pengalaman
siswa. SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang bertumpu pada
pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau
pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan maalah.
Dalam filosofis, seiring dengan perkembangan berpikir
manusia maka muncul aliran konstruksivisme yang menyatakan bahwa
pengetahuan itu berasal dari luar individu dandari dalam individu itu
sendiri. Dengan demikian pengetahuan bersifat dinamis, tergantung
individu yang melihat dan mengkonstruksikanya.
Landasan psikologis SPPKB adalah alira kognitif. Menurut aliran ini, belajar pada hakiaktnya bukanlah peristiwa mental, bukan
peristiwa behavioral. Dalam proses pembelajaran, tidak hanya tergantung
pada pengaruh dari luar individu, tetapi juga sangat tergantung pada
individu yang belajar (student centered).
Ada
tiga macam karakteristik SPPKB yaitu pada SPPKB lebih menekankan kepada
proses mental siswa, SPPKB dibangun dalam suasana dialogis dan tanya
jawab secara terus-menerus, SPPKB bertujuan untuk meninngkatkan
kemampuan berpikir dan untuk mengarahkan siswa dalam mengkonstruksilkan
pengetahuan. Adapun tahapan-tahapan dari SPPKB adalah tahap orientasi,
tahap pelacakan, tahap konfrontasi, tahap inkuiri, tahap akomodasi, dan
tahap transfer.
DAFTAR PUSTAKA
Wina Sanjaya, 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana
Wina Sanjaya, 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Kencana
Tanto Aljauharie, Strategi Pembelajaran Peningkatan.11 November 2010. http://jawharie.blogspot.com/2010/11/strategi-pembelajaran-peningkatan.html
[1] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta : Kencana, 2008)hal 226-227
[2] Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta : Kencana, 2006) hal 128
[4] Tanto Aljauharie, Strategi Pembelajaran Peningkatan.11 November 2010. http://jawharie.blogspot.com/2010/11/strategi-pembelajaran-peningkatan.html
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus