STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DI SAUSUN OLEH: ZAINAL MASRI
MAHASISWA STAIN BATUSANGKAR
DI SAUSUN OLEH: ZAINAL MASRI
MAHASISWA STAIN BATUSANGKAR
A. Pendahuluan
Suatu hari kami sedang belajar Fiqh tentang Zakat, tapi tak ada satupun siswa yang tertarik melihat atau bahkan mendengarkan pelajaran ini, kami sangat
suntuk apalagi ditambah lokal kami yang padat sekitar 40 orang
didalamnya, dalam fikiran kami semua ada satu hal yang menarik yaitu jam
pelajaran cepat selesai, pak Agus guru mata pelajaran yang mengasuh
materi ini melihat gejala ini, akhirnya beliau menyuruh kami untuk
membentuk beberapa kelompok ada yang terdiri dari 5-6 orang, Pak Agus
menerangkan lalu meyuruh kami mengerjakan soal tentang zakat dengan
rumud dan dengan kelompok yang ada, akhirnya rasa ngantuk kami hilang
dan materi pelajaran pun berhasil kami kuasai.
Cerita di atas adalah contoh strategi pembelajaran kelompok atau sering disebut strategi pembelajaran kooperatif, secara
konsep manusia adalah makhluk kelompok. Manusia yang satu dengan
manusia yang lain saling membutuhkan, dalam konteks pembelajaran
kelompok diartikan sebagai kumpulan dua orang individu atau lebih yang
berinteraksi secara tatap muka, dari kelompok inilah maka akan muncul
sebuah sense of member, sehingga akan tumbuhnya rasa memiliki dan
saling ketergantungan secara positif satu dengan yang lain nya untuk
mencapai tujuan secara bersama. Model pembelajaran kelompok adalah
rangkaian kegiatan dalam belajar yang dilakukan oleh siswa secara
berkelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan, ada empat unsur yang penting dalam SPK , yaitu;
1. Adanya peserta dalam kelompok
2. Adanya aturan kelompok
3. Adanya upaya belajar dari setiap kelompok
4. Adanya tujuan yang harus dicapai
Dan
dari cerita di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran
kelompok baik digunakan pada saat siswa jenuh belajar atau jam-jam
terakhir. Maka untuk itu pemakalah akan mencoba membahas Strategi Pembelajaran Kooperatif ini untuk seorang calon pendidik.
B. Strategi Pembelajaran Kooperatif
1. Konsep Srategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif merupakan suatu strategi dalam proses pembelajaran yang
membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam kelompok; dengan kerjasama
dapat meningkatkan cara kerja peserta didik menuju lebih baik, dan
memupuk sikap tolong menolong dalam beberapa prilaku sosial. [1]
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok.
Ada unsur-unsur yang dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya
dengan pembagian kelompok yang di lakukan asal-asalan. Pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola
kelas lebih efektif.[2]
Model
pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan dalam belajar yang
dilakukan oleh siswa secara berkelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, ada empat unsur yang penting
dalam SPK , yaitu;
a. Adanya peserta dalam kelompok
b. Adanya aturan kelompok
c. Adanya upaya belajar dari setiap kelompok
d. Adanya tujuan yang harus dicapai
Peserta adalah siswa yag melakukan aktivitas pembelajaran dalam setiap kelompok. Pengelompokan bisa diterapkan berdasarkan atas beberapa
pendekatan, diantaranya pengelompokan berdasarkan minat dan bakat,
pengelompokan atas dasar tingkatan kemampuan , pengelompokan yang
dilakukan oleh seorang pendidik baik itu dari pendekatan minat ataupun
pendekatan berdasarkan kemampuan tidak boleh terlepas dari tujuan
pembelajaran itu sendiri.
Aturan kelompok
adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang
terlibat, baik siswa sebagai pesrta didik, maupun siswa sebagai anggota
kelompok.
Upaya belajar
adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuan yang telah
dimiliki maupun baru berusaha untuk meningkatkan kemampuan yangbaru,
baik dalam aspek pengetahuan, aspek, maupun keterampilan.
Aspek tujuan dimaksudkan
untuk memberikan perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi. Melalui tujuan
yang jelas, setiap anggota kelompok dapat memahami sasaran setiap
anggota belajar.[3]
Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan:
1. ”memudahkan
siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti fakta, keterampilan,
nilai, konsep dan saling menghargai perbedaan masing-masing anggota
kelompok.
2. Pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai.
Sebenarnya
belajar kooperatif bukan sesuatu hal yang baru dalam dunia pendidikan
sebagai guru ataupun seorang siswa kita sering kali menggunakan strategi
ini, misalnya kita belajar di labor ataupun dalam ruang kelas itu
sendiri, dalam belajar kelompok siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok
yang terdiri dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi
yang di berikan guru. Artzt dan Newman (1990;448) menyatakan bahwa dalam
belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam
menyelesaikan tugas-tugas kelompok dalam untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab (sense of responsibility) yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.
Di
dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, baik dari
kemampuan, jnis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membant.
Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan
pada semua siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berfikir dan kegiatan pembelajaran.[4]
Jadi, hal yang menarik dari strategi pembelajaran kooperatif ini adalah adanya harapan selain memiliki dampak pembelajaran, berupa peningkatan prestasi belajar peserta didik (student archievment) juga mempunya dampakpengiring seperti relasi sosial, penerimaan peserta didik yang dianggap lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi pertolongan pada kawan yang lain.[5]
Strategi pembelajaran kooperatif adalah
sebuah strategi yang maksimal yang harus diimplementasikan dalam sebuah
pembelajaran karena strategi ini tidak hanya berdampak pada sistem
nilai angka-angka saja saja tetapi juga berdampak pada nilai sosial
dalam pembelajaran, sehingga menghasilkan peserta didik yang tidak hanya
berkemampuan secara kognitif tetapi juga santun dalam bertingkah laku
(afektif) juga tidak ketinggalan aspek psikomotor.
2. Prosedur Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif, yaitu:
Fase
|
Tingkah Laku Guru
|
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan semua tujuan pepelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi belajar
|
Fase2
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
|
Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok kooperatif
|
Guru
menjelaskan kepada siswa tentang bagaimana caranya membentuk sebuah
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi
secara efisien
|
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
|
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
|
Fase 5
Evaluasi
|
Guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karyanya
|
Fase 6
Memberikan penghargaan
|
Guru mencari cara-cara untuk mengahargai, baik upaya maupun belajar invidu atau kelompok.[6]
|
Namun dari keenam prosedur di atas dapat disederhanakan menjadi empat tahap yaitu:
a. Penjelasan materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok belajar.
Tujuan
utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi
pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi
pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam
materi dalam pembelajaran kelompok (tim).
b. Belajar dalam kelompok
Setelah
guru menjelaskan materi secara umum, selanjutnya siswa diminta untuk
belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya
yang bersifat heterogen.
Anita lie ,2005 menjelaskan beberapa alasan lebih efektif nya kelompok jika mereka heterogen, yaitu
1) Kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan saling mendukung
2) Kelompok heterogen meningkatkan relasi dan interaksi antar, agama, etnis, dan gender
3) Kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas
c. Penilaian
Penilaian
dalam SPK ini bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis bisa
dilakukan secara individual maupun secara kelompok. Tes individual
nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa dan tes
kelompok akan memberikan informasi kemampuan kelompok dan nilai di bagi
2.
d. Pengakuan tim
Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapam tim yang paling menonjol atau tim yang paling berprestasi unuk kemudian diberi penghargaan atau hadiah.[7]
3. Keunggulan dan Kelemahan SPK
1) Keunggulan SPK
Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran di antaranya;
a) Siswa
tidak lagi terlalu tergantung kepada guru, akan tetapi dengan SPK ini
siswa menemukan kepercayaan dirinya, menemukan informasi dari berbagai
sumber, dan belajar dari siswa lain.
b) SPK
dapat mengembangkankemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan
kata-kata secara verbal membandingkan dengan ide-ide yang lain.
c) SPK dapat membantu anak respek pada orang lan dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d) SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
e) SPK
merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi
akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga
diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain,
mengembangkan keterampilan me-manage waktu dan sikap positif terhadap sekolah.
f) Melalui SPK semua uji ide bisa di uji.
g) SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa mnggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
h) Interaksi
selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses
pendidikan jangka panjang.
2) Kelemahan SPK
Disamping memiliki banyak keunggulan, SPK ternyata juga memiliki kekurangan, diantaranya;
a) Untuk memahami SPK butuh waktu yang lama
b) Tanpa ada peer teaching yang efektif maka pemahaman materi tidak akan pernah tercapai
c) Penilaian menitik tekankan kepada penilaian kelompok, padahal yang diharapkan adalah prestasi setiap individu
d) Keberhasilan SPK butuh waktu dan periode yang ama panjang.[8]
Jadi
dalam setiap strategi dalam pembelajaran ada kelebihan atau keunggulan
dan ada kekurangannya masing-masing karna tidak semua strategi itu
bersifat unggul saja. Seperti Strategi Pembelajaran Kooperatif ini ada
kelebihan dan keunggulannya seperti telah di ungkapkan diatas.
Dan
strategi ini bagus juga diterapkan dalam mengetahui bagaimana
kekompakan murid dikelas yang kita ajarkan, bagaimana mereka saling
bertukar pendapat dan pikiran. Maka dari pembelajaran ini kita bisa
menentukan kesatauan dalam kelas yang kita ajarkan. Dan kita juga
mengetahui mana siswa yang aktif dan tidak aktif dalam proses
pembelajaran.
C. Penutup
1. Kesimpulan
Dari uraian diatas maka pemakalah dapat mengambil kesimpulan dari Strategi Pembelajaran Kooperatif adalah :
a. Pengertian Strategi Kooperatif adalah Suatu
strategi atau cara dalam proses belajar mengajar yang digunakan oleh
seorang guru dalam bentuk pembelajaran kelompok dan setiap anggota
kelompok akan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kelompok
ada empat atau enam orang bahkan lebih, yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda.
b. Dalam
strategi ini ada prosedur atau langkah dalam menggunakan strategi ini
yaitu : penjelasan materi, belajar dalam kelompok, penilaian dan
pengakuan tim.
c. Dan
setiap strategi pembelajaran itu ada kelebihan dan kekurangan begitu
juga dengan strategi ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan seperti yang telah diuraikan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono, 2010, cooperative learning, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Ramayulis, 2005, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Kalam Mulia
Trianto, 2010, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif, Jakarata : Prenada Media group
Wina Sanjaya, 2007, Strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, Jakarta : Kencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar