BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Latar
Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang
perlu adanya proses untuk menjadi maju, salah satu proses tersebut
adalah dengan mencerdaskan anak bangsa. Dengan pendidikan yang bermutu
atau berkualitas benarlah yang dapat meningkatkan kecerdasan anak
bangsa. Dari zaman ke zaman sistem kurikulum pendidikan yang ada Indonesia selalu ada perubahan demi mencerdaskan anak bangsa. Salah satu sistem kurikulum yang baru saat ini adalah system KTSP (Kurikulum Tingkat satuan pendidikan). Sejak digulirkan Juni 2006, banyak muncul persoalan dalam penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu tidak memadainya kualitas SDM yang mampu menjabarkan KTSP di satuan pendidikan, kurangnya sarana pendukung kelengkapan pelaksanaan KTSP, belum sepenuhnya guru memahami KTSP secara utuh, baik dari segi konsep maupun penerapannya di lapangan.
B. Rumusan masalah
1. Pengembangan KTSP
2. Prinsip-prinsip pengembangan KTSP
3. Srategi pengembangan KTSP
4. Acuan operasional KTSP
BAB II
PEMBAHASAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
KTSP
merupakan penyempurnaan dari kurikulu 2004 (KBK).Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan sekolah.[1]
A. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum mencakup beberapa tingkat, yaitu :
1. Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional
Dalam
kaitannya dengan KTSP pengembangan kurikulum tingkat nasional dilakukan
dalam rangka mengembangkan Standar Nasional Pendidikan, yang pada saat
ini mencakup standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi (SI) untuk
setiap satuan pendidikan pada masing-masing jenjang dan jenis
pendidikan, terutama pada jalur pendidikan sekolah
2. Pengembangan KTSP
a. Pada
tahap pengembangan KTSP, kegiatan yang dilakukan, antara lain
Menganalisis dan mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
Standar Isi (SI).
b. Merumuskan visi dan misi serta merumuskan tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
c. Berdasarkan
SKL, SI, visi, misi serta tujuan satuan pendidikan, selanjutnya
dikembangkan pada bidang studi-bidang studi yang akan diberikan untuk
merealisasikan tujuan tersebut.
d. Mengembangkan
dan mengidentifikasikan tenaga-tenaga kependidikan (guru dan non guru)
sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan dengan berpedoman pada standar
tenaga kependidikan yang ditetapkan oleh BSNP.
e. Mengidentifikasikan
fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk memberi kemudahan belajar
sesuai dengan standar sarana dan prasarana pendidikan yang ditetapkan
oleh BSNP
3. Pengembangan Silabus
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tingkat ini, antara lain adalah:
Ø Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan setiap bidang studi.
Ø Mengembangkan kompetensi dasar dan materi standar yang diperlukan dalam pembelajaran.
Ø Mendeskripsikan kompetensi dasar serta mengelompokkannya sesuai dengan ruang lingkup dan urutannya.
Ø Mengembangkan
indikator untuk setiap kompetensi serta kriteria pencapaiannya dan
mengelompokkannya sesuai dengan ranah pengetahuan, pemahaman, kemampuan,
nilai dan sikap.
Ø Mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.
4. Pengembangan RPP
Berdasarkan
standar kompetensi dan standar isi dalam silabus yang telah
diidentifikasi dan diurutkan sesuai dengan tingkat pencapaiannya pada
setiap bidang studi, selanjutnya dikembangkan program-program
pembelajaran. kegiatan pengembangan kurikulum pada tingkat ini adalah
menyusun dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran atau
persiapan mengajar.
5. Kurikulum Aktual
Kurikulum
aktual adalah interaksi antara peserta didik dengan guru dan lingkungan
pembelajaran. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa bagaimanapun bagusnya
suatu kurikulum maka aktualisasinya sangat ditentukan oleh
profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran dan pembentukan
kompetensi peserta didik
B. Prinsip-prinsip pengembangan KTSP
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan KTSP diuraikan berikut.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan Peserta Didik dan Lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2. Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenis dan jenjang pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminasi terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan jender.
3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu
semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.
4. Relevan Dengan Kebutuhan Kehidupan (Dunia Kerja dan Masa Depan)
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha
dan dunia kerja.
5. Menyeluruh Dan Berkesinambungan
Maksudnya adalah substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan
dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar Sepanjang Hayat
Maksudnya adalah dalam pengembangan KTSP, kurikulum diarahkan kepada
proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat.
7. Seimbang Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah[2]
Maksudnya adalah kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan kepentingan
nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
C. Strategi pengembangan KTSP
1. Sosialisasi KTSP di Sekolah
Hal
pertama yang harus diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP
adalah mensosialisasikan KTSP terhadap seluruh warga sekolah,bahkan
terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik. Sosialisasi bisa
dilakukan langsung oleh Kepala Sekolah apabila yang bersangkutan sudah
mengenal dan cukup memahaminya. Namun demikian, jika kepala sekolah
belum begitu memahami atau masih belum mantap dengan konsep-konsep KTSP
yang akan dikembangkan, maka bisa mengundang ahlinya yang ada di
masyarakat, baik dari kalangan pemerintah, akademisi maupun dari
kalangan penulis atau pengamat pendidikan.
Sosialisasi perlu dilakukan secara matang kepada berbagai pihak agar dapat dipahami dan diterapkan secara optimal.
Sosialisasi perlu dilakukan secara matang kepada berbagai pihak agar dapat dipahami dan diterapkan secara optimal.
2. Menciptakan Suasana yang Kondusif
Lingkungan
sekolah yang aman, nyaman dan tertib,optimisme dan harapan yang tinggi
dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah serta kegiatan-kegiatan
yang terpusat pada peserta didik (student centered activities) merupakan
iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan semangat belajar.
Iklim belajar yang kondusif harus ditunjang oleh berbagai faktor
pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses
belajar, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan
menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.
3. Menyiapkan sumber Belajar
Sumber
belajar yang perlu dikembangkan dalam KTSP disekolah antara lain
laboratorium, pusat sumber belajar dan perpustakaan serta tenaga
pengelola yang profesional. Sumber belajar tersebut perlu didayagunakan
seoptimal mungkin, dipelihara dan disimpan dengan sebaik-baiknya. Selain
itu,kreatitifitas guru dan peserta didik perlu senantiasa ditingkatkan.
4. Membina Disiplin
Dalam
pengembangan KTSP, guru harus mampu membina disiplin peserta didik,
terutama disiplin diri (self-discipline). Guru harus mampu membantu
peserta didik mengembangkan pola prilakunya, meningkatkan standar
peilakunya dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakkan
disiplin. Pembinaan disiplin perlu dimulai dengan prinsip yang sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional
5. Mengembangkan Kemandirian Kepala Sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif harus memiliki sikap mandiri,
terutama dalam mengkoordinasikan, menggerakkan dan menselaraskan semua
sumber daya pendidikan yang tersedia. Kemandirian dan profesionalisme
kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah
untuk dapat mewujudkan visi dan misi, tujuan serta sasaran sekolah
melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap.
Oleh karena itu, dalam pengembangan KTSP ddiperlukan kepala sekolah
yang mandiri, dan profesional dengan kemampuan manajemen serta
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa
untuk meningkatkan mutu sekolah.
6. Membangun Karakter Guru
Dalam pengembangan KTSP yang menuntut aktifitas dan kreativitas guru
dalam membentuk kompetensi pribadi peserta didik. Oleh karena itu,
pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar
mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali
potensi dan kebenaran secara ilmiah. Dalam kerangka inilah perlunya
membangun guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator, dan mitra belajar
bagi peserta didiknya.
7. Memberdayakan Staf
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan
kepala sekolah dalam memberdayakan staf yang tersedia. Dalam hal ini,
peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan
meningkatkan perilaku staf di sekolah melalui aplikasi berbagai konsep
dan teknik manajemen personalia modern.
Manajemen staf disekolah harus ditujukan untuk memberdayakan staf secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi manajemen staf di sekolah adalah menarik,mengembangkan, menggaji dan memotivasi staf guna mencapai tujuan pendidikan secara optimal,membantu staf mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier serta menyelaraskan tujuan individu,kelompok dan lembaga.
Dalam rangka menyukseskan implementasi KTSP secara utuh dan menyeluruh,hendaknya setiap sekolah mampu mengembangkan berbagai potensi peserta didik secara optimal, terutama dalam kaitannya dengan pengembangan akhlak dan moral peserta didik.[3]
Manajemen staf disekolah harus ditujukan untuk memberdayakan staf secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi manajemen staf di sekolah adalah menarik,mengembangkan, menggaji dan memotivasi staf guna mencapai tujuan pendidikan secara optimal,membantu staf mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier serta menyelaraskan tujuan individu,kelompok dan lembaga.
Dalam rangka menyukseskan implementasi KTSP secara utuh dan menyeluruh,hendaknya setiap sekolah mampu mengembangkan berbagai potensi peserta didik secara optimal, terutama dalam kaitannya dengan pengembangan akhlak dan moral peserta didik.[3]
D. Acuan Operasional KTSP
Acuan operasional penyusunan KTSP sedikitnya mencakup 12 poin, yakni :
a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh.
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh.
b. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.
c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan.
d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.
Maksudnya
adalah kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
e. Tuntutan dunia kerja
f. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan seni.
g. Agama Dinamika perkembangan global
h. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
i. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
j. kesetaraan jender
k. Karakteristik satuan pendidikan.[4]
Aspek-aspek
diatas harus dijadikan acuan oleh para pengembang kurikulum dalam
pendidikan di sekolah masing-masing. Meskipun demikian, para pengembang
kurikulum tidak harus terpaku pada acuan operasional diatas, tetapi
mereka bisa mengembangkan dan menyesuaikan acuan tersebut dengan situasi
dan kondisi daerah, karakteristik dan kemampuan peserta didik serta
sarana dan prasarana yang tersedia.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian yang telah di paparkan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa KTSP adalah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan sekolah. Dalam pengembangannya
secara rinci menjadi siap pakai diserahkan sepenuhnya kepada sekolah.
Sosialisasi yang terus menerus harus dilakukan oleh pemerintah dengan
menggunakan beragam perangkat media secara tepat sasaran. Menyediakan
sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya KTSP.
2. Saran
Sebagai calon guru, kalau sudah memahami bagaimana cara pengembangan
kurikulum, baik dari segi konsep maupun penerapanya di lapangan. Maka
tujuan pendidikan akan dapat tercapai secara maximal.jadi oleh karena
itu sebagai calon guru sebelum mengajar, maka alangkah lebih baiknya
memahami kurikulum apa yang akan dipakai dalam pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar