Menjadi guru yang profesional harus Bukanlah suatu hal yang mudah, karena seorang guru harus bisa dijadikan contoh oleh muridnya,, di samping itu memerlukan kemauan, kemampuan dan ketrampilan yang tinggi dan mau mengubah kebiasaan-kebiasaan yang kurang bagus pada diri sorang pendidik..,,di dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu menggunakan berbagai kiat dan strategi sesuai situasi dan kondisi.....

Minggu, 23 September 2012

STRATEGI PEMBELAJARAN KONSTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL)

-->

STRATEGI PEMBELAJARAN KONSTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
( CTL)
Oleh: Zainal Masri

  1. Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah membawa perubahan yang signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia baik dari segi ekonomi, sosial, budaya maupun dunia pendidikan, dan dilapangan banyaknya ditemukan pertanyaan-pertanyaan yang berkisar pada permasalahn pembelajaran antara lain bagaimana cara yang terbaik untuk menyampaikan dan membelajarkan materi sehingga materi dapat dipahami dengan mudah, dan pertanyaan lain bagaimana guru dapat membuka pikiran siswa sehingga mereka dapat mempelajari konsep dan teknik yang akan digunakan dalam pembelajaran sehingga semua murid dapat tetap mengingat dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Pertanyaan-pertanyaan di atas beralasan karena berbagai fakta di lapangan menunjukkan fenomena yang cukup memprihatinkan seperti kebanyakan siswa disekolah tidak dapat membuat hubungan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahun tersebut dapat diaplikasikan. Namun semua itu dapat di selesaikan melalui pembelajaran Constextual Teaching  and Learning(CTL), yang merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang banyak dibicarakan orang dan pembelajaran dengan menghubungkan materi dengan kehidupan siswa.
Untuk lebih jelasnya maka pemakalah mencoba untuk memaparkan materi tentang  Constextual Teaching  and Learning(CTL). Adapun yang akan dibahas adalah:
1.      Konsep dasar strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning
2.      Latar Belakang Contextual Teaching And Learning
3.      Perbedaan Contextual Teaching and Learning Dengan Konvensional
4.      Peran Guru dan Siswa Dalam Contextual Teaching And Learning
5.      Pola dan Tahapan Contextual Teching and Learning

  1. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Konstektual (CTL)
Constextual Teaching  and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menekankan kepada materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.[1]
Kontekstual menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a.       Jhonson (2002), pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya dan budayanya.
b.      The Washington State Consortium for Contextua Teaching and Learning (2001) pembelajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa memperkuat, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademisnya dalam berbagai latar sekolah dan diluar sekolah untuk memecahkan seluruh persoaalan yang ada dalam dunia nyata.
c.       Center on Education and Work at the University of Wisconsin Madion (2002) pembelajaran kontekstual adalah suatu konsepsi belajar mengajar yang membantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan-hubungan anata pengetahuan dan aplikasinya dalalm kehidupan siswa.[2]
Dari pengertian diatas, pemakalah dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran komtekstual merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara mengubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks kehidupan pribadi, sosial dan budaya nya.
Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus dipahami;
1.      Constextual Teaching  and Learning(CTL) menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi
2.      Constextual Teaching  and Learning(CTL) mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata
3.      Constextual Teaching  and Learning(CTL) mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Menurut analisa pemakalah disini, yang dikatakan dengan menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi adalah dimana proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Yang mana proses pembelajaran dalam konteks CTL tidak mengaharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran akan tetapi berusaha sendiri mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran yang akan dibicarakan atau yang akan diajarakan oleh guru nya.
Kemudian mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, maksudnya disini adalah dimana siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata,  dengan ini bagi siswa materi tersebut tidak hanya sekedar diketahui, akan tetapi materi materi yang akan dipelajarinya akan ternatanam berat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Kemudian mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, maksudnya disini adalah CTL tidak hanya mengharapkan siswa untuk dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Sehubungan dengan itu, ada lima hal karakteristik yang ada dalam proses     pembelajaran CTL yaitu ;
1.      Dalam CTL proses pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada
2.      Pembelajaran yang konstektual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru
3.      Pemahaman pengetahuan artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami
4.      mempraktikkan pengelaman dan pengetahuan tersebut maksudnya, pengalaman yang didapatkan siswa harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
5.      melakukan reflexsi terhadap strategi pengembangan pengetahuan [3]
Menurut analisa pemakalah bahwa pembelajaran Contextual Teaching and Learning sangat menunjang dalam meningkatkan pemahaman seorang anak terhadap materi yang disampaikan karena pembelajaran tidak hanya sekadar transfer pengetahuan dari guru kepada siswa namun diharapkan disini bagaimana siswa mampu memahami materi yang disampaikan dan dalam CTL ini materi yang disampaikan sesuai dengan kenyataan yang dihadapi siswa dilapangan atau sesuai dengan pengalaman yang terjadi yang sering ditemukan dalam lingkungan dimana siswa tersebut berdomisili

  1. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis CTL
1.      Latar Belakang Filosofis
CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin yang selanjutunya dikembangkan oleh Jean Piaget. Aliran filsafat konstruktivisme berangkat dari pemikiran epistimologi Giambatista Vico yang mana menurut vico pengetahuan itu tidak telepas dari orang (subjek) yang tahu
Piaget berpendapat bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan dengan skema. Skema terbentuk karena penglaman. Misalnya pada suatu hari anak merasa sakit karena terpercik api, maka berdasarkan penglamannya terbentuk skema struktur kognitif anak tentang api bahwa api adalah sesuatu yang membahayakan. Oleh karena itu harus dihindari.namun semakin dewasa pengalaman anak tentang api akan bertambah pula. Ketika anak melihat ibunya memasak ayahnya merokok maka skema yang telah terbentuk itu diskemakan, bahwa api bukan harus dihindari tetapi dapat dimanfaatkan.
Pandangan piaget tentang bagaimana sebenarnya pengetahuan itu terbentuk dalam struktur kognitif anak, sangat berpengaruh terhadap beberapa model pembelajaran, diantaranya model pembelajaran kontekstual. Yang mana menurut pembelajaran kontekstual pengetahuan itu akan bermakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa.
2.      Latar Belakang Psikologis
Sesuai dengan filsafat yang mendasarinya bahwa pengetahuan terbentuk karena aktifnya subjek., maka dipandang dari sudut psikologis, CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif. Menurut aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan. Belajar bukan kegiatan mekanis antara stimulus dan respon. Belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi, dan kemampuan atau pengetahuan.
Dari latar belakang yang mendasari CTL ini maka ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan yakni :
a)      Belajar bukanlah menghafal akan tetapi belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki.
b)      Belajar adalah proses pemecahan masalah
c)      Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang secara bertahap dari yang sederhana menuju yang komplek
d)     Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan.[4]
Berdasarkan penjelasan di atas, pemakalah dapat menyimpulkan bahwa, semakin banyak pengalaman yang kita, maka akan semakin banyak pula pengetahuan yang kita peroleh. Kemudian pada landasan psikologis ini, bagaimana siswa bisa menghubungkan pengalaman sendiri dengan materi yang telah diperoleh nya, dan bagaimana siswa bisa memecahkan masalah-masalah yang dihadapi yang berhubungan dengan materi pelajaran, karena dengan memecahkan masalah, siswa akan berkemmbang secara utuh yang mana buka hanya perkembagan intelektual akan tetapi juga mental dan emosi, karena dalam belajar kontekstual ini adalah belajar bagaimana anak bisa menghadapi setiap persoalan.  

  1. Perbedaan CTL dan Konvensional
Adapun perbedaan pembelajaran CTL dengan konvensional antara lain ;
1.      CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, dalam arti kata siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran. Sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif
2.      Dalam pembelajaran CTL siswa belajar melalui kegiatan kelompok, berdiskusi dan lainnya. sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat dan menghafal materi pembelajaran
3.      Dalam CTL pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata, sedangkan dalam konvensional pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak
4.      Dalam CTL kemampuan didasarkan atas pengalaman, sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemapauan diperoleh melalui latihan-latihan
5.      tujun akhir proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan diri, sedangkan tujuan konvensional adalah nilai dan angka
6.      Dalam CTL tindakan atau prilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri, sedangkan dalam konvensional dibangun oleh factor luar dirinya
7.      Dalam CTL pengetahuan yang dimiliki individu selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu pada setiap siswa bisa jadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya sedangkan dalam pembelajaran konvensional  itu tidak mungkin terjadi karena kebenaran yang dimiliki bersifat absolute dan final
8.      Dalam CTL siswa bertanggung jawab dalam memonitori dan mengembangkan pembelajaran, sedangkan konvensional guru penentu jalannya proses pembelajaran
9.      Dalam pembelajaran CTL pembelajaran bisa terjadi dimana saja, sedangkan konvensional hanya terjadi didalam kelas
10.  Dalam CTL keberhasilan belajar diukur dengan berbagai cara, sedangkan dalam konvensional keberhasilan belajar diukur dari tes[5]
Menurut analisa pemakalah bahwa CTL lebih baik dari pembelajran konvensional dengan alasan CTL sangat menekankan kepada proses bagaimana siswa dapat aktif dan bisa menemukan dan menggali sendiri materi sedangkan konvensional kebanyakan siswa hanya menerima dan kalau dilihat CTL sebuah strategi yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi sebuah srategi yang mendorong siswa bisa mengintruksikan pengetahuan di fikiran mereka sendiri.

  1. Peran Guru dan Siswa Dalam CTL
Dalam pembelajaran konterkstual, ada beberapa yang perlu menjadi sikap dan cara pandang yang perlu diketehui:
a.       terbuka dan berupaya mencari berbagai kemungkinan, baik dari orang lain, buku, dan sebagainya, agar pembelajaran lebih efektif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Artinya guru juga diharuskan untuk tertlibat secra aktif dalam pembelajaran tersebut. Dengan ini, guru senantiasa melakukan aktualisasi proses pembelajarannya, sehingga selaras dengan tuntutan pembelajaran sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang baik.
b.      Utuh dan fleksibel dalam mengemas pembelajaran. Metode, pendekatan dan sarana atau media yang dipergunakan harus bervariasi, tidak hanya ceramah/ informative saja, tetapi juga dengan berbagai pendekatan yang menarik.
c.       Terlibat secara penuh untuk mengamati, manganalisis, memahami gaya belajar dan kemampuan masing-masing siswa, sehingga dapat menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran.
d.      Memotivasi siswa untuk berkeinginan belajar terus-menerus dan memberi peluang untuk belajar sesuai dengan kemampuannya.[6]

Sebagaiman yang dijelaskan oleh jonshon (2006) terdapat enam kunci dasar dari pembelajaran kontekstual yaitu :
1.    Pembelajaran bermakna
2.    Penerapan pengetahuan
3.    Berfikir tingkat tinggi
4.    Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar
5.    Responsive terhadap budaya
6.    Penilaian autentik
 Adapun karakteristik dari pembelajaran kontekstual menurut Jhonson antara lain :
1.    Melakukan hubungan yang bermakna
2.    Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan
3.    Bekerjasama
4.    Berfikir kritis dan kreatif
5.    Mengasuh atau memelihara pribadi peserta didik
6.    Mencapai standar yang tinggi
7.    Menggunakan penilaian autentik
8.    Mencapai standar yang tinggi [7]
Agar anak bisa belajar kreatif, aktif, dan menyenangkan maka guru perlu memperhatikan prinsip pembelajaran sebagai berikut :
1.    Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran mental siswa
2.    Membentuk kelompok belajar yang saling tergantung
3.    Mempertimbangkan keragaman siswa
4.    Memperhatikan multi intelegensi siswa[8]
Dalam proses pembelajaran konstektual, setiap guru perlu memahami tipe belajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan gaya mengajar terhadap gaya belajar siswa.Menurut Bobbi Deporter (1992) ada tiga tipe belajar siswa yaitu tipe visual, auditorial dan kinestetis.
Karena gaya belajar setiap siswa berbeda, oleh karena itu ada beberapa hal yang bisa diperhatikan guru ketika menggunakan pendekatan CTL, antara lain ;
a.       Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajarnya sangat dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan pengalaman mereka, karena itu peran guru bukanlah sebagai instruktur atau penguasa yang memaksakan kehendak melainkan guru pembimbing siswa agar mereka bisa belajar sesuai dengan tahap perkembangannya
b.      setiap anak memiliki kecendrungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan oleh karena itu guru berperan dalam memilih bahan-bahan  yang dianggap penting untuk dipelajari oleh siswa
c.       belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah lama, dengan demikian peranan guru membantu agar setiap siswa mampu menemukan keterkaitan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya
d.      belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada (asimilasi), atau proses pembentukan skema baru (akomodsi), demikian tugas guru adalah memfasilitasi agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi[9]
Guru perlu memandang siswa sebagai subjek belajar dengan segaka keunikannya. Siswa adalah organisme yang aktif uang memiliki potensi untuk membnagun pengetahuannya sendiri.walaupun guru memberikan informasi kepada siswa guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk menggali informasi itu agar lebih bermakna untuk kehidupan mereka.





  1. Pola dan Tahapan CTL
Adapun pola pembelajaran CTL untuk mencapai kompetensi yang sama dengan menggunakan CTL, guru melakukan langkah-langkah pembelajran sebagai berikut :
1.      Pendahuluan
a.         Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pembelajaran yang akan dipelajari
b.        Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL
Misalnya :     
1)      siswa dibagi kedalam beberapa kelompok
2)      Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi
3)      Siswa ditugaskan mencatat barang temuannya
c.       Guru melakukan tanya jawab terhadap tugas yang diberikan kepada sisws
2.      Inti
Di lapangan
    1. siswa melakukan observasi sesuai tugas yang diberikan
    2. mencatat hasil observasi
Di dalam kelas
a.      siswa mendiskusiksn
b.      siswa melaporkan
c.      setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan
Penutup
a.       Dengan bantuan guru siswa menyimplkan hasil observasi sekitar masalah sesuai dengan indikataor hasil belajar yang harus dicapai
b.      Guru menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman belajar tersebut[10]



Jadi dari pola pembelajaran diatas dapat kita lihat bahwa pembelajarana CTL untuk mendapatkan kemampuan pemahaman konsep anak mengalami langsung dalam kehidupan nyata di masyarakat. Kelas bukanlah tempat untuk mencatat atau untuk menerima informasi dari guru, akan tetapi kelas digunakan untuk saling membelajarkan.
Untuk lebih memahami bagaimana mengaplikasikan CTL dalam proses pembelajaran, di bawah ini disajikan contoh penerapannya. Dalam contoh tersebut dipaparkan bagiamana guru menyampaikan pembelajran dengan pola CTL. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat memahami penerapan pembelajaran CTL tersebut.
Misalnya, pada  suatu hari guru akan membelajarkan anak tentang fungsi pasar. Kompetensi yang harus dicapai adalah kemampuan anak untuk memahami fungsi dan jenis pasar. Untuk mencapai kompetensi tersebut dirumuskan berbagai indicator hasil belajar:
a.       Siswa dapat menjelaskan pengertian pasar
b.      Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis pasar
c.       Siswa dapat menjelaskan perbedaan karakteristik antara pasar tradisional dengan pasar non- tradisional ( misalnya swalayan dengan mall)
d.      Siswa dapat menyimpulkan tentang fungsi pasar
e.       Siswa dapat membuat karangan yang ada kaitannya dengan pasar.

  1. Kesimpulan
Constextual Teaching  and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menekankan kepada materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dalam arti kata CTL merupakan proses pembelajaran yang menghubungkan materi dengan lingkungan atau dengan hal-hal dalam kehidupan mereka sehari-hari
Berdasarkan landasaan filosofis hal yang mendasari adalah bahwa pengetahuan terbentuk karena aktifnya subjek. Dan dipandang dari sudut psikologis CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif. Menurut aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan.
CTL sangat berbeda dengan konvensional dari sudut pandang apapun, seperti dalam pelaksanaan pembeljaran dalam CTLsiswa aktif karena siswalah yang bekerja atau berproses dalam menemukan materi yang dipelajarinya dengan menghubungkan dengan situasi kehidupan yang nyata. Sedangkan konvensional siswa hanya pasif.






















DAFTAR PUSTAKA

Naginun Naim,2009. Manjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Ramayulis,2008,Metodologi Pendidikan Agma Islam,Jakarta:Kalam Mulia
Trianto,2009,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif Konsep  Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),Jakarta:Kencana Media Group
Kuhandar,2007,Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan   Pendidikan Atau KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru,Jakarta:PT.Raja Gravindo Persada
Wina Sanjaya,2006,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta:Kencana Prenada Media Group
Wina Sanjaya,2006,Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis   Kompetensi, Jakarta:Kencana




               
           
           






[1] Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2006),hlm.255
[2] Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:Kencana,2006),hlm.110
[3]Ibid. Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Hlm.110
[4] Op.Cit. Wina Sanjaya , Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan hlm.256-250
[5] Ibid. Wina Sanjaya , Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan hlm. 260-262
[6] Naginun Naim. Manjadi Guru Inspiratif. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2009), Hlm.188-189
[7] Ramayulis,Metodologi Pendidikan Agma Islam,(Jakarta:Kalam Mulia,2008),hlm.256-257
[8] Kuhandar,Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Atau KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru,(Jakarta:PT.Raja Gravindo Persada,2007),hlm.303

[9] Wina Sanjaya,hlm.116-118
[10] Wina Sanjaya,op.cit,hlm.270-272

Tidak ada komentar:

Posting Komentar