Menjadi guru yang profesional harus Bukanlah suatu hal yang mudah, karena seorang guru harus bisa dijadikan contoh oleh muridnya,, di samping itu memerlukan kemauan, kemampuan dan ketrampilan yang tinggi dan mau mengubah kebiasaan-kebiasaan yang kurang bagus pada diri sorang pendidik..,,di dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu menggunakan berbagai kiat dan strategi sesuai situasi dan kondisi.....

Minggu, 23 September 2012

-->
STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
OLEH ZAINAL MASRI
A.    Pendahuluan
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di indonesia pemerintah terus berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang pendidikan. Dalam rangka itu kita harus membutuhkan strategi-strategi untuk menciptakan pendidikan yang bermutu, salah satu strategi tersebut adalah strategi pembelajaran ekspositori.
Untuk itu melalui makalah ini pemakalah akan memaparkan tentang strategi pembelajaran Ekspositori.
B.     Strategi Pembelajaran Ekspositori
1.      Konsep dan Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori  adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampain materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.[1]
Adapun pengertian strategi pembelajaran ekspositori menurut para ahli antara lain:
  1. Menurut Herman Hudoyo metode ekspositori dapat meliputi gabungan metode ceramah, metode tanya jawab, metode penemuan dan metode peragaan.
  2. Menurut  Pentatito Gunawibowo dalam pembelajaran menggunakan metode ekspositori, pusat kegiatan masih terletak pada guru. Dibanding metode ceramah, dalam metode ini dominasi guru sudah banyak berkurang.
  3. Pendapat David P. Ausebul dalam Pentatito Gunowibowo menyebutkan bahwa metode ekspositori merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna.
  4. Menurut Mudjiono mengatakan metode ekspositori adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.[2]
  5. Menurut Roy killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode ekspositori yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengombinasikan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan guru berupa soal-soal (pekerjaan rumah) yang dikerjakan secara individual atau kelompok. Adapun hasil belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya alat evaluasi hasil belajar yang digunakan adalah tes yang telah dibakukan atau tes buatan guru.
Kegiatan guru berbicara pada metode ekspositori hanya dilakukan pada saat- saat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan materi, memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya mendengarkan, membuat catatan, atau memperhatikan saja, tetapi mengerjakan soal-soal latihan, mungkin dalam kegiatan ini siswa saling bertanya. Mengerjakan soal latihan bersama dengan temannya, dan seorang siswa diminta mengerjakan di papan tulis. Saat kegiatan siswa mengerjakan latihan, kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa.
 Peranan guru yang penting adalah:
a.       Menyusun program pembelajaran.
b.      Memberi informasi yang benar.
c.       Pemberi fasilitas yang baik.
d.      Pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar.
e.       Penilai perolehan informasi.
Sedangkan peranan siswa adalah:
a.       Pencari informasi yang benar.
b.      Pemakai media dan sumber yang benar.
c.       Menyelesaikan tugas dengan penilaian guru.
Adapun karakteristik strategi ekspositori ini antara lain:
a.       Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara langsung, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melaksanakan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikkannya dengan ceramah.
b.      Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang.
c.       Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
  Strategi Pembelajaran ekspositori akan efektif apabila :
a.       Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa.
b.      Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu,misalnya agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran,sehingga ia akan dapat mengungangkapkannya kembali manakala diperlukan.
c.       Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan,artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru,misalnya materi pelajaran hasil penelitian berupa data-data khusus.
d.      Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu.
e.       Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur,biasanya merupakan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.
f.       Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.
g.      Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah.
h.      Jika ligkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada siswa,misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
i.        Jika tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.
Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Adapun prinsip-prinsip itu antara lain:
a.       Berorientasi Pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalaui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran, justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu, guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.


b.      Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh dan sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan.
c.       Prinsip Kesiapan
Kesiapan merupakan salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan. Sebaliknya tidak mungkin setiap individu akan merespons setiap stimulus yang muncul manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita tarik dari hukum belajar ini adalah agar siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memposisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan materi pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.
d.      Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidak seimbangan, sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
2.      Prosedur pelaksanaan strategi ekspositori
Beberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan menggunakan strategi ini antara lain:
a.       Rumuskan Tujuan Yang Ingin Dicapai
Merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dipersiapkan guru. Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang spesifik yang berorientasi kepada hasil belajar. Dengan rumusan tujuan yang jelas, tujuan yang harus dicapai akan menjadi faktor pengingat bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
b.      Kuasai Materi Pelajaran Dengan Baik
Penguasaan materi pelajaran dengan baik merupakan syarat mutlak penggunaan strategi ekspositori. Penguasaan materi yang sempurna akan membuat kepercayaan diri guru meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas, ia akan bebas bergerak, berani menatap siswa, tidak takut dengan perilaku-perilaku siswa yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran dan lain-lain. Sebaliknya, manakala guru kurang menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan, ia akan kurang percaya diri sehingga ia akan sulit bergerak, takut melakukan kontak mata dengan siswa, menjelaskan materi pelajaran serba tanggung dengan suara yang pelan dan miskin ilustrasi.
Agar guru dapat menguasai materi pelajaran ada beberapa hal yang dapat diperhatikan antara lain:
1)      Pelajari sumber-sumber belajar yang mutakhir.
2)      Persiapkan masalah-masalah yang mungkin muncul dengan cara menganalisis materi pelajaran sampai detailnya.
3)      Buatlah garis besar materi pelajaran yang akan disampaikan untuk memandu dalam penyajian agar tidak melebar.
c.       Kenali Medan dan Berbagai Hal Yang Dapat Mempengaruhi Proses Penyampaian
Mengenali lapangan atau medan merupakan hal penting dalam rangka persiapan. Pengenalan medan yang baik memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mengganggu proses penyajian materi pelajaran.
Beberapa hal yang berhubungan dengan medan yang harus dikenali diantaranya:
1)      Latar belakang audiens atau siswa yang akan menerima materi.
2)      Kondisi ruangan, baik menyangkut luas dan besarnya ruangan, pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelengkapan ruangan itu sendiri.
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori yaitu:
a.       Persiapan (Preparation)
Dalam strategi ekspositori langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting, karena keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan ini.
Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah:
1)      Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
2)      Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
3)      Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
4)      Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan diantaranya adalah:
1)      Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif
Memberikan sugesti yang positif akan dapat membangkitkan kekuatan pada siswa untuk menembus rintangan dalam belajar. Sebaliknya, sugesti yang negatif dapat mematikan semangat belajar siswa.
2)      Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai
Dengan mengemukakan tujuan siswa akan paham apa yang harus mereka kuasai serta mau dibawa kemana mereka. Dengan demikian tujuan merupakan “pengikat”  baik bagi guru maupun bagi siswa.
3)      Bukalah file dalam otak siswa
Bagaikan kerja sebuah komputer, data akan dapat disimpan manakala sudah tersedia filenya.demikian juga halnya dengan otak siswa, materi pelajaran akan bisa ditangkap dan disimpan dalam memori manakala sudah tersedia file yang sesuai.
b.      Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.
 Ada beberapa hal yang harus diperhatika dalam pelaksanaan langkah ini diantaranya:
1)      Penggunaan Bahasa.
2)      Intonasi Suara.
3)      Menjaga Kontak Mata Dengan Siswa.
4)      Menggunakan Joke-Joke Yang Menyenangkan.
c.       Menghubungkan (Correlation)
Langkah korelasi merupakan langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang dimiliki.
d.      Menyimpulkan (Generalitation)
Adalah tahapan yang memahami isi dan materi pembelajaran yang telah disajikan menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan dengan demikian siswa tidak merasa ragu lagi akan penjelasan guru. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan cara mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan, dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang disajikan.
e.       Penerapan (Aplication)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa.
Secara garis besar prosedur pelaksanaan teori pembelajaran ekspositori adalah:
1)      Preparasi.
2)      Apersepsi.
3)      Presentasi.
4)      Resitasi.[3]
3.      Keunggulan dan kelemahan strategi ekspositori
a.       Keunggulan
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki keunggulan, di antaranya:
1)      Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran., dengan demikian ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2)      Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif, apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3)      Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan(kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalaui pelaksaan demonstrasi).
4)      Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
b. Kelemahan
Strategi Ekspositori juga memiliki kelemahan, diantaranya:
1)      Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
2)      Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
3)      Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berfikir kritis.
4)      Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru
5)      Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.[4]

C. PENUTUP
1.   Kesimpulan
Dari urain diatas pemakalah dapat menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampain materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Dan prinsip-prinsip pembelajaran ekspositori antara lain:
1)      Berorientasi pada tujuan
2)      Prinsip komunikasi
3)      Prinsip kesiapan
4)      Prinsip berkelanjutan


Adapun langkah dalam penerapan strategi ekspositori yaitu:
1)      Persiapan (preparation)
2)      Penyajian (presentation)
3)      Menghubungkan (correlation)
4)      Menyimpulkan (generalitation)
5)      Penerapan (aplication)
2.   Saran
Alhamdulillah  penulis ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini meskipun dalam bentuk yang sederhana. Penulis berharap kepada pembaca agar dapat mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran.











DAFTAR PUSTAKA
Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:  kencana.
http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/09/pengertian-metode-ekspositori/
Ahmad Sabri. 2007. Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching, Padang: quantum Teaching





[1] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Kencana, 2008). Hlm 179
[2] http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/09/pengertian-metode-ekspositori/
[3]Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. (Padang: Quantum Teaching,2007). Hlm 27-28
[4] Wina Sanjaya, Op.cit. Hlm 179-191

2 komentar: